Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

ASN dan Nilai-nilai Dharma Negara dalam Hindu

Gambar
        ASN adalah salah suatu pekerjaan yang didambakan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tak terkecuali generasi muda Hindu yang turut berpartisipasi dalam mengabdi pada bangsa dan negara. Sehingga perlu untuk melampirkan tulisan ini sebagai bentuk syukur atas waranugraha dan kesempatan yang baik dalam melaksanakan karma dan bhakti sebagai manusia.        Dalam pandangan Hindu, konsep Dharma tidak hanya mencakup aspek spiritual, tetapi juga memandang kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan administrasi negara. Dharma Negara, atau tata pemerintahan yang diatur oleh prinsip-prinsip moral dan etika, menjadi landasan bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Bagaimana pandangan Hindu menggambarkan ideal ASN sebagai penerapan nilai-nilai Dharma Negara?  (Dokumen Pribadi)           Dalam tradisi Hindu, Dharma mengacu pada kewajiban moral dan etika yang mengatur perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan. Dharma juga mencakup konsep tata tertib dan
#Kegembiraan Umat ae-dharma, dalam kehidupan selalu saja rasa gembira yang dijalaninya dalam hidup ini tentu membuat kita akan bahagia. Dalam melakukan aktivitas kerohanian seseorang mencapai kegembiraan. Kegembiraan hendaknya  senantiasa terwujud, sebab satu langkah ke depab dari kegembiraan. Hendaknya setiap orang mengikuti orang yang riang gembira, sebab bila kegembiraan dapat diwujudkan, maka kemakmuranpun dapat diwujudkan. Bergembiralah untuk kemakmuran Svastida manasa madayasva arvacino revate saubhagaya Rh Veda X. 116. 2 Artinya Dewata yang mendorong untuk berbuat baik, berbahagilah dan datanglah kepada kami untuk kemakmuran dan keberuntungan yang baik. Ulasan Bahwa sebenarnya dalam hidup ini sudah ada yang mengaturnya, tinggal bagaimana umat manusia berusaha agar kehidupannya dapat sejahtera dan bahagia. Dengan berbuat baik tentunya kita akan mendapatkan kemudahan dalam hidupnya sehingga perbanyal berbuat kebaikan tersebut. Dengan berbuat baik dan selalu dek
#Kesejahteraan, Keserasian dan Kerukunan Keluarga Umat se-dharma, perlu diketahui bahwa dalam kehidupan ini keluarga merupakan dasar sebuah masyarakat. Oleh karena itu tanpa adanya keluarga-keluarga kecil ini masyarakat tidak terbentuk, sehingga dengan keluarga kecil-kecil ini menjadi besar akhirnya membentuk masyarakat dan jadinya sebuah negara. Pasangan suami-istri mampu mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan dengan mengembangkan cinta kasih yang mendalam, melakukan kerja keras untuk kemakmuran, menumbuhkan keserasian dalam keluarga, tidak memperturutkan dorongan nafsu seksualitas, tetap riang genbira, memperhatikan kesehahteraan orang tua, memiliki keberanian, tidak takut, sabar dan percaya diri, menjadikan rumah sebagai sorga di bumi, dengan menanam bunga-bunga yang indah dan mengembangkan pikiran mulia serta hidup nyaman. Lakukan kerja keras untuk kemakmuran Agne sardha mahate saubhagaya tava dyumnani-uttamani santu. Rg Veda V. 28. 3 Artinya Wahai oran
#Keutamaan Seorang Wanita Umat se-dharma, perlu kita ketahui bahwa dalam kehidupan ini terkadang suka melupakan seorang wanita. Namun begitu wanita tanpa diperhatikan sudah mempunyai daya tarik sendiri. Sifat-sifat wanita yang patut ditumbuh kembangkan adalah sebagai perintis (pelopor), cemerlang, pendukung (meringankan tugas suami/orang tua), memberi atau menyuguhkan makanan, menjalankan dharma sebagai ibu pertiwi. Seorang wanita dituntut menjalankan kesopanan (ketika berjalan dan duduk), cerdas (mampu menjadi sarhana), dan sebagai guru (pembimbing), di masa silam dan masa kini, pintar bisara dan percaya diri. Sifat-sifat seorang wanita Murdha-asi rad dhruva-asi dharuna dhartri-asi dharani. ayuse tva varcase tva krsyai tva ksemaya tva. Yajur Veda XIV 21 Artinya Wahai wanita, engkau adalah perintis, cemerlang, mantap, pendukung, yang memberi makan dan menjankan aturan-aturan seperti bumi. Kami memiliki engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, kecermelangan, kemakmu
Percikan Dharma Pergaulan dengan Orang -orang Mulia Umat se-dharma, dalam hidup ini hendaknya setiap orang menghindarkan dirinya bergaul dengan orang-orang yang tercela, dan bergaulah dengan  orang-orang yang bijaksana, demkian pula kebangsawanan sesungguhnya hanya dapat diperoleh melalui amal kebajikan. Bergaul dengan orang bijaksana Punar dasataghnata janata sam ganemahi. Rg Veda V. 51. 15 Artinya Ya, para Dewa, semoga kami memiliki pergaulan dengan orang yang bijaksana, yang tidak picik dan tidak berbahaya. Ulasan Bahwa dalam pergaulan hendaknya selalu berusaha untuk mencari teman yang dapat memberikan aura positif untuk dirinya, sehingga tidak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Oleh karena itu dalam hidup ini berusaha agar semua pergaulan harus mampu memberikan pengaruh yang baik untuk kedua belah pihak karena dengan pergaulan yang saling menguntungkan yang dapat memberikan fibrasi yang baik. Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah
#Keluhuran Budi Umat se-dharma, dalam sebuah kehidupan pasti ingin sesuatu yang menyenangkan dan bahagia tentunya. Untuk itu hendaknya selalu melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan tersebut. Perbuatan mulia mengantarkan pada keluhuran budi. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuh-kembangkan keluhuran budi, seperti nenolong orang-orang miskin, menjadi orang tua asuh bagi anak-anak miskin, memberikan pendidikan bagi anak-anak cerdas dan berbakat dan lain sebagainya. Orang yang mengembangkan keluhuran budi dengan menyisihkan sebagian uang atau kekayaannya untuk dijadikan dana punia sesungguhnya akan memperoleh keberuntungan. Orang yang memiliki keluhuran budi akan memperoleh kemasyuran. Orang yang mengembangkan keluhuran budi sesungguhnya menyelamatkan hidupnya. Keluhuran budi menyelamatkan hidup Kseti ksemebhih sadhubhir nakir yam ghnanti hanti yah, agne suvira edhate. Rg Veda VII. 84. 9 Artinya Ya, Sang Hyang Agni / Tuhan Yang Maha Esa,
#Jangan Berjudi Umat se-dharma, dalam kehidupan di dunia ini sering terjadi hal yang seharusnya tidak dilakukan sebaliknya dilakukan yaitu berjudi. Mengapa demikian karena berjudi akan membuat hidup tidak akan tentram. Tuhan Yang Maha Esa/ Sang Hyang Widhi Wasa mengamanatkan supaya umat-Nya jangan melakukan berjudi. Hal ini ditegaskan dalam kitab suci Weda. Berjudi apapun bentuknya tidak dibenarkan oleh agama. Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa menyatakan bahwa merusak keharmonisan hidup masyarakat. Judi sering dikaitkan dengan kesenangan sesaat yang mampu membius mereka yang suka melakukan berjudi sehingga sampai lupa akan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang harus mereka hidupi. Kalau judi sudah merasuk dalam sanubari sering lupa akan anak dan istrinya karena kesenangan sesaat yang mampu menghancurkan biduk rumah tangganya. Berjudi merusak kehidupan keluarga Jaya tapyate kitavasya hina mata putrasya caratah kva svit, mava bibhyad dhanam icchamanah anye
#Hapuskan Sifat Buruk Umat se-dharma, dalam kehidupan ini pasti ada sifat-sifat buruk yang ada dalam tubuh kita. Sifat buruk dapat menjerumuskan diri manusia pada kehancuran itu,Tuhan Yang Maha Esa/ Sang Hyang Widhi Wasa memberikan petunjuk supaya setiap umat manusia menghapuskan sifat-sifatnya yang buruk seperti menghilangkan rasa benci kepada seseorang, kedengkian, lesu, dan malas, mengedepankan nafsu terutama nafsu seksual, jangan menggunakan kata-kata makian, sifat cemburu, mengutuk/memgumpat seseorang, menendang sapi (binatang lainnya hanya untuk kesenangan bekaka), tidak mengotori udara, air, dan lingkungan, jangan membiarkan kemarahan menguasai diri, jangan minum-minuman keras atau yang memabukkan. Sifat-sifat tersebut apabila mampu dikendalikan, diatasi dan tidak diberikan bersemi dalam diri kita, niscaya seseorang akan sehat, karena jauh dari stres dan frustasi. Oleh karena itu hendaknya selalu diperhatikan agar selalu mendapatkan kebahagiaan. Hapuskan kedengkian Ado
#Kesucian Hati Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan ini kita harus mampu menyucikan hati agar apa yang dilaksanakan benar-benar di jalan Dharma. Kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebshagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati akan mencapai sorga dan apabila kita brrpikiran jernih dan suci, maka kesucian akan mengelilingi kita. Kesucian hati atau hidup suci dianugrahkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Sucikan hatimu Agne daksaih punihi nah Rg. Veda IX.67.26 Artinya Sang Hyang Agni (Tuhan Yang Maha Esa), sucikanlah kami dengan menganugrahkan pengetahuan kepada kami. Ulasan Bahwa dalam kehidupan ini tentu sangat dibutuhkan sesuatu yang mampu mengantarkan kita kehidupan yang lebih baik. Untuk itu hendaknya kita selalu melakukan hal-hal yang sesuai dengan terutama kesucian hati yang perlu diupayakan dengan sebaik-baiknya. Dengan kesucian hati yang sesuai
"Wujudkan Keserasian" Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan ini apabila kita mampu mewujudkan keserasian hidup, maka kemakmuran akan dapat direalisasikan . Bila keserasian dapat diwujudkan maka persatuan dapat diwujudkan. Keserasian mulai dirintis dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar. Keserasian merupakan landasan untuk mewujudkan kerukunan baik intra keluarga maupun dengan masyarakat, demikian pula kerukunan hidup beragama baik intra, antar, dan antara umat beragama dengan pemerintah akan.dapat diwujudkan. Keserasian untuk kesejahteraan masyarakat Sam vo manamsi sam vrata sam akutir namamasi. ami ye vivrata sthana tan vah sam namayamasi      Atharva Veda III.8.5 Artinya Aku menyatukan pikiran-pikiranmu dan gagasan-gagasanmu (pemikiran-pemikiranmu). Kami mengantarkan para pelaku kejahatan menuju jalan yang benar. Ulasan Bahwa dalam kehidupan ini sering kita dapati sesuatu yang lain, misalnya ada perilaku yang kurang baik sehingga dalam masyara
"Percaya Diri" Umat se-dharma, perlu diketahui bahwa percaya diri merupakan keyakinan yang mengantarkan menuju keberhasilan. Orang yang memiliki kepercayaan diri tidak ragu-ragu untuk bertindak di jalan yang benar. Orang yang bijaksana menjadikan kepercayaan diri sebagai bentuk pertolongan yang menyelamatkan. Keparcayaan diri akan tumbuh bila kita memiliki wawasan yang luas terhadap kebenaran, kebajikan, hukum dan keluhuran budi. Kepercayaan diri memberi keyakinan Svah svaya dhayase krnutam rtvig rtvijam. stomam yajnam cad aram vanema rarima vayam. Reg Veda II. 5.7 Artinya Buatlah dirimu sendiri cukup dan tergantung atas dirimu sendiri, hendaklah penganut melaksanakan persembahan (yajna) musiman. Kami memberikan uang dalam derma (amal/punia), oleh karenanya kami mencapai kehormatan dan kemasyuran. Ulasan Bahwa apabila kita punya keyakinan atas diri sendiri niscaya semua masalah yang ada dalam dirinya akan teratasi dengan sendirinya. Oleh karena itu hendaklah
"Kerja Keras dan Ketekunan" Umat se-dharma, perlu kita ketahui bahwa kerja keras dan tidak malas merupakan kewajiban dan kebajikan yang patut diusahakan dengan sunguh-sungguh. Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi Wasa hanya menyayangi mereka yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan, bukan mereka yang malas-malasan, gampangan dan menyepelekan segala sesuatu. Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan akan dapat mencapai keberhasilan. Hal ini sangat sesuai atau relevan dengan perkembangan dunia modern. Barang siapa yang tekun bekerja, tekun belajar, disiplin dan punya kualitas Sraddha yang mantap akan sukses dalam segala kehidupannya. Demikian pula orang yang tidak mengenal lelah, tidak cepat putus asa akan memperoleh kekayaan lahir dan batin. Hyang Widhi selalu menolong orang yang suka bekerja keras. Keberhasilan dicapai dengan ketekunan Krtam me daksine haste jayo me savya ahitah. gojid bhuyasam asvajid dhanamhayo hiranyajit. Artinya Kete

LIVE SESSION PUJA LELUHUR ||Wayan Tantre Awiyane||

Gambar
Siwa, Sakti dan Maya Umat se-dharma, bahwa Dewa Siwa meresapi seluruh alam semesta dengan sakti-Nya dan berkarya melalui Sakti-Nya. Sakti merupakan enerji sadat dari Dewa Siwa, yang benar-benar merupakan badan dari Dewa Siwa. Tukang periuk adalah penyebab utama dari periuk, tongkat dan roda adalah penyebab instrumental sedangkan tanah liat adalah penyebab material dari periuk.  Demikian pula, Dewa Siwa merupakan penyebab pertama dari alam semesta, dan saat itu merupakan penyebab instrumental dan maya merupakan penyebab material. Sakti bukanlah penyebab material dari alam semesta, karena ia merupakan hakekat dari kesadaran. Siwa adalah kesadaran murni, tetapi materi adalah ketidaksadaran murni Sakti adalah mata rantai perantara di antara keduanya. Sakti adalah reflex dari Siwa yang tidak memiliki keberadaan bebas. Siwa mengenakan wujud ini dikarenakan cinta kasih-Nya yang besar terhadap umat manusia dan ia menginginkan agar semuanya mengetahui akan Dia. Semoga memberi manfaat
Makna Mapades (potong gigi) Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan manusia ada masanya, masa anak-anak, masa remaja dan masa tua. Pada masa remaja inilah yang perlu diadakan suatu upacara rajasewala dan upacara mapandes karena sangat berguna bagi kelangsungan hidup mereka sendiri. Adapun maksud dan tujuan upacara mapades ada tiga yaitu: 1. Secara simbolis, untuk menghilangkan 6 sifat buruk yang ada dalsm tubuh manusia yang disebut sad ripu yaitu kama, krodha, loba, moha, mada dan matsarya. 2. Melunasi kewajiban orang tua kepada putra putrinya. Terutana bagi putrinya karena akan meninggalkan rumah orang tuanya mengikuti suami bila sudah kawin, jangan sampai ia membawa gigi yang belum dipotong atau dibersihkan ke rumah suami. 3. Ada kepercayaam bahwa nanti setelah meninggal bila orang belum menjalani potong gigi, Atmannya dikatakan menggigit bambu petung, Demikian menurut lontar Aji Atma Presanga. Upacara bantennya ada tiga jenis tergantung dari kemampuan dan menurut kebiasaan s
MAKNA PENGGUNAAN UDENG (DESTAR) DALAM TRADISI HINDU DI BALI Om, Swastiastu, Om. Dalam aktifitas masyarakat Hindu di Bali tentu penggunaan Udeng merupakan salah satu ciri khas yang digunakan oleh para laki - laki. Udeng adalah sehelai kain yang biasanya diikatkan di kepala laki – laki dengan bentuk dan corak berwarna – warni (putih,hitam,merah,batik dll). PHDI Bali (Parisadha Hindu Darma Indonesia) menetapkan udeng untuk ke pura haruslah berwarna putih agar menciptakan kesan kejernihan pikiran dan kedamaian pikiran. untuk berkabung berwarna hitam, dan untuk kegiatan sosial lainnya berwarna batik atau selain hitam/putih. Makna Penggunaan Udeng. Udeng memiliki simbol sebagai “ngiket manah” (memusatkan pikiran) yang merupakan sumber penggerak panca indera.Tiap - tiap lekukan udeng memiliki makna, yaitu : - Lekuk dikanan lebih tinggi daripada dikiri berarti hendaknya kita lebih banyak melakukan hal yang baik (dharma) dari pada berbuat buruk (adharma) - Ikatan ditengah – tengah

Panca Sradha//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN

Gambar
Panca Sradha//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN Om Swastyastu, Umat Sedharma Yang Senantiasa Berbahagia... Keyakinan dasar Umat Hindu adalah #PancaSradha, melalui keyakinan inilah umat #Hindu memiliki arahan atau tuntunan dalam menjalani kehidupannya. Patut diapresiasi ketika para penerus generasi Hindu berbicara tentang dasar keyakinan agama,    tugas dari sesepuh atau tokoh umat adalah tetap memantau jika ada pemahaman yang tidak tepat segera meluruskan agar tidak di biarkan. Keperdulian harus dibangun sedini mungkin. Untuk lebih lanjut, silahkan tonton tayangan video pada channel youtube ini. Semoga memberi manfaat. Mari kita saling mendukung, salah satunya dengan Like, Commant, Share & Subscribe Channel ini. Matur Suksma. Om Santih, Santih, Santih Om

Panca Sradha//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN

Gambar
Panca Sradha//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN Om Swastyastu, Umat Sedharma Yang Senantiasa Berbahagia... Keyakinan dasar Umat Hindu adalah #PancaSradha, melalui keyakinan inilah umat #Hindu memiliki arahan atau tuntunan dalam menjalani kehidupannya. Patut diapresiasi ketika para penerus generasi Hindu berbicara tentang dasar keyakinan agama,    tugas dari sesepuh atau tokoh umat adalah tetap memantau jika ada pemahaman yang tidak tepat segera meluruskan agar tidak di biarkan. Keperdulian harus dibangun sedini mungkin. Untuk lebih lanjut, silahkan tonton tayangan video pada channel youtube ini. Semoga memberi manfaat. Mari kita saling mendukung, salah satunya dengan Like, Commant, Share & Subscribe Channel ini. Matur Suksma. Om Santih, Santih, Santih Om
*Hukum Karma - Reinkarnasi* Sudah seringkali aku bilang, tidak perduli apapun agamamu, jika perbuatan bajingan kamu lakukan kepada orang lain, apapun agama orang tersebut, maka sama saja dirimu telah menanam benih kemalangan bagi dirimu sendiri. Ladang semesta akan memelihara benih yang kamu tanam itu hingga nanti tumbuh menjadi besar dan berbuah. Setelah benih itu menghasiilkan buah, maka buahnya dengan serta-merta akan dilemparkan ke mukamu oleh semesta. Mau tidak mau, suka tidak suka, kamu sadari atau tidak kamu sadari, dirimu akan menikmatinya. Tak peduli dirimu dengan keras menyatakan memiliki Tuhan yang paling ajaib dan dahsyat, yang tak tertandingi di seluruh kolong langit dan yang konon sanggup menolongmu dari semua penderitaan. Tak peduli dirimu berteriak-teriak memanggil nama Tuhanmu itu hingga tenggorokanmu serak, suaramu habis, matamu sembab, manakala sudah tiba waktunya kamu harus menelan buah hasil perbuatanmu, maka kamu tetap harus mengunyahnya. Dan Tuhan yang kamu ung
*Kekawin Nitisastra* *Sargah X.1* _lwirnikanang sinĕmbahakén ing prajā t-ingĕt-ingĕt_ _arthaka lén ikang wara wadhū sudharma linéwih_ _ring swami janggut inganira yan praṇamya siniwi_ _sang ratu tungtunging ghraṇa namaskaranta marĕka_ *Terjemahan:* Ingatlah akan siapa yang wajib dihormati: orang kaya dan perempuan yang ternama dan baik budinya harus dihormati. Kepada suami orang menyembah sampai tangan menyentuh pada dagu. Sembah kepada raja dilakukan sampai tangan menyentuh pucuk hidung. *Penjelasan:* Pupuh di atas menjelaskan kepada kita agar tahu dengan siapa kita harus menaruh hormat. Misal dalam suatu pertemuan resmi atau formal, ketika bertemu dengan seseorang dengan jabatan tertentu. Tradisi ini masih sangat kentara di lingkungan kraton seperti Keraton Yogja. Bila seorang abdi dalem bertemu dengan junjungannya dia pasti akan mencakupkan tangan, apalagi bila ketemu rajanya. Sembah (cakupan tangan) yang ditujukan kepada orang kebanyakan tentu berbeda dengan yang ditujuk
Percikan Dharma Pulang ke Jalan Dharma Umat se-dharma, bahwa seseorang yang lama pergi pasti membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyesuaikan kembali apa yang diyakininya. Untuk itu perlu pendamping yang selalu mampu meyakinkan ia agar secepatkan membaur di rumah Dharma. Memang dalam kehidupan ini ada yang harus berjalan sesuai dengan alam agar semua bisa mendapatkan sesuatu yang yang diyakininya. Pada perjalanan sang waktu ia dapat menemukan jati dirinya bahwa ia merasa dirumah sendiri dan mampu mengenang masa lalunya. Dalam hal ini perlu ada yang dapat membimbingnya agar cepat memahami dan melaksanakan keyakinannya tersebut dengan baik. Itulah yang harus dilakukan untuk membimbing mereka yang telah pulang ke jalan dharma sehingga benar-benar merasakan dharma sebenarnya dalam hatinya. Namun terkadang kita juga ga peduli saudara kita yang telah pulang ke jalan dharma sehingga katena ga ada kepedulian itu mereka merasa tidak ada tempat yang mereka yakini. Untuk itulah nari
*Kekawin Nitisastra* *Sargah VI.3* _mrĕṣa kita ring triyak daśani warṣa pāpa linakonta kājaring aji_ _sama-sama mānuṣéka śata warṣa durgati bhinukti yan mrĕṣa kita_ _yadi kita mithya ring widhi sahasra warṣa lawasing kapātaka kita_ _guru liniñok-liñok tan hana hinangning tahun ananta-pāpa katĕmu_ *Terjemahan:* Jika engkau berbohong kepada binatang, engkau akan mendapat hukuman sepuluh tahun lamanya; begitulah kata kitab suci. Jika berbohong kepada sesama manusia, akan disiksa layaknya penjahat selama seratus tahun lamanya. Jika engkau membohongi Hyang Maha Tahu, engkau akan mendapat hukuman seribu tahun lamanya. Jika engkau berbohong kepada gurumu, engkau tidak akan mendapat kehidupan dan akan menderita seumur hidupmu. *Penjelasan:* Sejalan dengan pupuh di atas, *Slokantara 70 (8)* juga menjelaskan: _tiryad daśaguṇaḿ pāpam manuśya atameva ca |_ _prabhau daśasahasrāṇi anantaḿ munidevayeḥ ||_ *Terjemahan:* Dusta kepada binatang itu berakibat dosa sepuluh kali lipat. Dust

Fenomena Zaman Kaliyuga

1. Banyak rumah semakin besar, tapi keluarganya semakin kecil. 2. Gelar semakin tinggi, akal sehat semakin rendah. 3. Pengobatan semakin canggih, kesehatan semakin buruk. 4. Travelling keliling Dunia, tapi tidak kenal dengan tetangga sendiri. 5. Penghasilan semakin meningkat, ketentraman jiwa semakin berkurang. 6. Kualitas ilmu semakin tinggi, kualitas emosi semakin rendah. 7. Jumlah manusia semakin banyak, rasa kemanusiaan semakin menipis. 8. Pengetahuan semakin bagus, kearifan semakin berkurang. 9. Perzinahan semakin marak, kesetiaan semakin punah. 10. Semakin banyak teman di dunia maya, tapi tidak punya sahabat yang sejati. 11. Minuman semakin banyak jenisnya, air bersih semakin berkurang jumlahnya. 12. Pakai jam tangan mahal, tapi tak pernah tepat waktu. 13. Ilmu semakin tersebar, adab dan akhlak semakin lenyap. 14. Belajar semakin mudah, Guru semakin tidak dihargai. 15. Teknologi informasi semakin canggih, fitnah dan aib semakin tersebar. 16. Orang

Brahman Atman Aikyam//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN

Om Swastyastu, Umat Sedharma yang senantiasa berbahagia,.... #Brahmanatmanaikyam yang berarti bahwa brahman dan atman itu sama. Artinya bahwa atman di Bhuana alit dan brahman di Bhuana agung sesungguhnya itu adalah sama jadi dengan demikian artinya bahwa di Bhuana alit kita ada sesungguhnya Brahman. Dalam devinisi atman, atman merupakan percikan-percikan terkecil dari brahman, Misalnya percikan terkecil dari air adalah air dan percikan terkecil dari api adalah api, artinya percikan terkecil dari Brahman ya Brahman itu sendiri. Dengan demikian maka dalam diri manusia sesungguhnya ada Brahman yang dalam ajaran agama #Hindu di sebut atman. Dengan demikian Manusia di berikan kebebasan 100% dalam memilih masa depannya. Mau jadi apa, mau jadi pengusaha sukses? mau jadi dokter? atau mau jadi ahli IT?  itu sesuai dengan apa yang kita rancang dari awal. Ketika kita meyakini kita mampu, yes saya bisa langkah selanjutnya kita tulis mau jadi apa kita. Dalam ajaran agama Hindu, kita diajarkan
Percikan Dharma Jalani Hidup Dengan Senang Hati Umat se-dharma, dalam kehidupan ini banyak sekali rintangan yamg harus dihadapi. Untuk itu jangan dibuat pusing ambil saja yang bisa diperbuat pasti akan mendapatkan hasil juga. Dengan menjalankan dharma hidup ini tidaklah sulit, karena Hyang Widhi selalu bersama kita. Apapun yang akan kit kerjakan selama landasannya dharma niscaya hasil yang didapatkan akan manis juga, karena dharma merupakan pondasi dasar dalam kehidupan ini. Dimanapun kita hidup kalau selalu melaksanakan dharma niscaya tidak ada kendala yang berarti, sehingga hidup akan menjadi lebih bahagia. Hidup adalah anugrah terindah yang bisa dinikmati sehingga jalani kehidupan dengan senang hati niscaya selalu mendapatkan jalan keluar yang baik apapun situasi, kondisi kita. Tidaklah mudah kita terlahir sebagai manusia, oleh karena itu gunakan kesempatan ini untuk berbuat yang terbaik agar apa yang sudah didepan mata ini tidak sia-sia. Demikian kehidupsn yang kita jalani

Catur Asrama//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN

Gambar
Om Swastyastu, Umat Sedharma yang berbahagia... Pentingnya memahami jenjang dalam kehidupan ini, sehingga #MahasiswaZamanNow patut meneladani apa yang telah menjadi landasan dalam mengarungi kehidupan ini. #CaturAsrama merupakan salah satu konsep yang menjadi acuan ketika kita berbicara tentang jenjang dalam kehidupan, yang mana terdiri dari Brahmacari, Grehasta, Wanaprasta dan Sanyasin. Patut diapresiasi apabila ada generasi Hindu yang berbicara tentang implementasi pemahaman Weda dalam kehidupan. Untuk lebih lanjut, silahkan tonton tayangan di channel ini, semoga dapat memberi manfaat dan menjadi inspirasi dalam kehidupan ini. Mulai mengimplementasikan ajaran agama dari yang yang sederhana, tidak terlalu muluk-muluk. Mari kita lakukan perubahan dari dalam diri, jangan biarkan pengetahuan yang kita dapatkan berkarat, tidak memberi manfaat dan bahkan menjadi sumber penyakit. Dampaknya adalah NATO (NO ACTION TALK ONLI) Jangan lupa Like, Commant, Share & Subscribe chann

Tri Hita Karana//Untaian Dharma//Mahasiswa PKN STAN

Gambar
Om Swastyastu, Umat Sedharma yang berbahagia... #GenerasiHindu berbicara mengenai #TriHitaKarana yang merupakan salah satu konsep Hindu yang seyogyanya di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Hubungan yang harmonis dapat diawali terlebih dulu harmonis dengan diri sendir, kemudian menjaga keharmonisan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Parahyangan, Harmonis dengan sesama manusia atau Pawongan dan harmonis kepada lingkungan atau Palemahan. Untuk penyampaian lebih lanjut, mari silahkan tonton tayangan pada channel ini. Terimakasih telah menonton tayangan ini, jangan lupa untuk Like, Commant, Share dan Subcribe. Mari bersama-sama kita saling mendukung, ... Semoga dapat memberi manfaat. Matur Suksma.

Sisi Lain Hari Raya Kuningan//I Nyoman Widia

Gambar
Om Swastyastu, Umat Sedharma yang berbahagia... Pemehaman #GenerasiHinduMilenial adalah tanggung jawab orang tua. Oleh karena itu maka pelaksanaan hari raya suci keagamaan hendaknya menjadi momentum dalam mengukuhkan dan diemplemenasikan dalam kehidupan sehari-hari. #HariRayaKuningan merupakan salah satu moment yang dapat dijadikan sebagai harinya keluarga. Setelah melakukan persembahyangan yang dirujukan kepada para leluhur, usainya dilakukan dengan bercengkrama bersama keluarga menikmati kebersamaan dalam bingkai hari raya. Untuk lebih lanjut silahkan tonton video yang tersedia pada channel ini, jangan lupa Like, Commant, Share dan Subscribe.  Mari kita saling mendukung demi keberlangsungan generasi #HINDU di masa depan. Semoga video ini memberi manfaat dan wawasan. Matur Suksma Om Santih, Santih, Santih Om
Hari Raya kuningan bertepatan dengan hari siwaratri, pelaksanaan Hari Raya keagamaan dilaksakan bersamaan merupakan peristiwa yang biasa terjadi. Hal tersebut diakibat dari proses perjalanan dari wariga jadi bukan hal yang asing lagi. Dengan adanya hal demikian Kita sebagai manusia Hindu dapat belajar dari makna pelaksanaan Hari Raya kuningan maupun siwaratri. Makna pelaksanaan Hari Raya kuningan adalah bagaimana kita senantiasa selalu bersyukur mengahaturkan puja bhakti kepada para leluhur Kita. Sehingga dikuatkan Pula dengan makna Hari Raya Siwaratri yakni Kita senantiasa imtrospeksi diri akan perbuatan Yang telah Kita lakukan selama kurun waktu satu tahun. Sehingga kaitanya Hari Raya Kuningan Dan Hari Raya Siwaratri adalah menyadarkan Kita untuk selalu imtrospeksi diri agar dapat meningkatkan kualitas kehidupan Kita sebagai manusia Hindu dengan selalu berbhakti kepada leluhur. Demikian pesan yang dapat dituliskan, semoga dapat bermanfaat serta menambah wawasan. Matur suksma

Makna Hari Raya Siwaratri//I Nyoman Widia

Gambar

MAKNA HARI RAYA KUNINGAN//I NYOMAN WIDIA

Gambar