Langsung ke konten utama

"Kerja Keras dan Ketekunan"

Umat se-dharma, perlu kita ketahui bahwa kerja keras dan tidak malas merupakan kewajiban dan kebajikan yang patut diusahakan dengan sunguh-sungguh. Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi Wasa hanya menyayangi mereka yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan, bukan mereka yang malas-malasan, gampangan dan menyepelekan segala sesuatu.

Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan akan dapat mencapai keberhasilan. Hal ini sangat sesuai atau relevan dengan perkembangan dunia modern. Barang siapa yang tekun bekerja, tekun belajar, disiplin dan punya kualitas Sraddha yang mantap akan sukses dalam segala kehidupannya.

Demikian pula orang yang tidak mengenal lelah, tidak cepat putus asa akan memperoleh kekayaan lahir dan batin. Hyang Widhi selalu menolong orang yang suka bekerja keras.

Keberhasilan dicapai dengan ketekunan

Krtam me daksine haste
jayo me savya ahitah.
gojid bhuyasam asvajid
dhanamhayo hiranyajit.

Artinya
Ketekunan semoga ada di tangan kanan dan kekayaan ada di tangan kiri. Semoga kami mendapatkan sapi-betina, kuda, kekayaan dan emas.

Ulasan
Bahwa dengan bekerja keras kita bisa mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Kalau ingin hasil yang baik tentu harus bekerja dengan sekuat tenaga disertai dengan doa sehingga hasilnya tentu akan bermanfaat untuk keluarga dengan waranugraha Hyang Widhi.

Untuk itu hendaknya kita bekerja berdasarkan kebajikan agar hasil yang akan kita dapatkan berbuah manis dan mendapatkan kerahayuan dari Hyang Widhi. Oleh karena itu setiap langkah kita dalam melakukan kerja selalu berdasarkan dharma akan memudahkan mendapatkan sesuatu yang bisa bermanfaat dan berguna untuk kehidupan sehari-hari.

Demikian orang yang mempunyai disiplin yang kuat dan mau bekerja keras tanpa mengenal lelah niscaya Hyang Widhi akan selalu memberikan kemudahan dan pertolongan yang mereka butuhkan swaha.

Semoga memberikan manfaat.

Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah Prov Banten
Copy paste Dari grup WhatsApp

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...