Langsung ke konten utama

#Kesejahteraan, Keserasian dan Kerukunan Keluarga

Umat se-dharma, perlu diketahui bahwa dalam kehidupan ini keluarga merupakan dasar sebuah masyarakat. Oleh karena itu tanpa adanya keluarga-keluarga kecil ini masyarakat tidak terbentuk, sehingga dengan keluarga kecil-kecil ini menjadi besar akhirnya membentuk masyarakat dan jadinya sebuah negara.

Pasangan suami-istri mampu mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan dengan mengembangkan cinta kasih yang mendalam, melakukan kerja keras untuk kemakmuran, menumbuhkan keserasian dalam keluarga, tidak memperturutkan dorongan nafsu seksualitas, tetap riang genbira, memperhatikan kesehahteraan orang tua, memiliki keberanian, tidak takut, sabar dan percaya diri, menjadikan rumah sebagai sorga di bumi, dengan menanam bunga-bunga yang indah dan mengembangkan pikiran mulia serta hidup nyaman.

Lakukan kerja keras untuk kemakmuran

Agne sardha mahate saubhagaya
tava dyumnani-uttamani santu.

Rg Veda V. 28. 3

Artinya
Wahai orang yang mulia, berusahalah yang lebih besar. Semoga kemasyuranmu dan kekayaanmu menjadi unggul.

Ulasan
Bahwa dalam kehidupan sebuah keluarga yang akan dicari adalah kemakmuran dan kesejahteraan, agar kehidupannya menjadi sejahtera. Oleh karena itu hendaknya berusaha dengan bekerja keras yang akhirnya akan mendapatkan hasil yang majsimal.

Demikian keluarga menjadi tumpuhan bagi anak istri yang selalu mendambakan hidup makmur dan sejahtera yang hanya bisa didapatkan dengan kerja keras dengan jalan dharma yang mampu memberikan kesejahteraan yang sesungguhnya. Inilah yang menjadi modal dalam keluarga sehingga kerukunan dalam keluarga akan terbina dengan baik dan nyaman.

Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah Prov Banten.

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga memberikan manfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...