Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Stah Dharma Nusantara menggelar Malam Sastra di Pura Aditya Jaya Rawamangun

     Jakarta, 22 Oktober 2022 bertempat di Pura Aditya Jaya Rawamangun mahasiswa Stah Dharma Nusantara terlibat dalam kegiatan pujawali ke - 96. Panitia piodalan berkolaborasi dengan mahasiswa stah dharma nusantara jakarta dalam melaksanakan rangkaian hari raya saraswati yakni malam sastra.  (Dokumentasi Kegiatan Dharmatula)           Antusias Dosen dan mahasiswa Stah Dharma Nusantara Jakarta berkontribusi untuk ikut serta dalam pelaksanaan Piodalan, sebagai bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni melakukan pengabdian masyarakat. Seiring dengan pelaksanaan piodalan, tepat pukul 21.00 Mahasiswa mulai melaksanakan rangkaian kegiatan malam sastra dengan Melantukan Puja Saraswati oleh seluruh peserta malam sastra, Sambutan Ketua BEM Stah Dharma Nusantara Jakarta oleh Sugeng purbadi dan Sambutan Ketua pengurus PAJ sekaligus membuka acara malam sastra. Kemudian usai kegiatan tersebut, kegiatan selanjutnya adalah Dharmatula, panitia mengundang  Dewa Ketut Suratnaya, S.Ag.,M

Dewi Saraswati di dalam Sastra Hindu

          (Dewi Saraswati)           Dewi Saraswati di dalam Sastra Hindu. Dewi saraswati memiliki peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan di jagat raya ini. Berikut adalah kedudukan Dewi Saraswati dalam kitab- kitab Hindu, yaitu antara lain: Kitab Weda           Dalam Kitab Weda dijelaskan bahwa Saraswati adalah nama Dewi Sungai dan Dewi Ucap (pengetahuan atau kebijaksanaan). Kitab Weda menyebutkan adanya 10 buah sungai, yang terdiri dari: Sungai Gangga, Yamuna, Saraswati, Sutudri, Purushi, Asikni, Marudvrdha, Susoma, Narmada, dan Arjikiya. Tujuh diantaranya dikenal dengan nama Sapta Sindhu atau Sapta Gangga. Di dalam Kitab Weda terdapat penjelasan mengenai Sungai Sindu yang sudah mengalir lebih dari tiga ribu tahun silam, hal ini dikatakan dalam Reg Weda yaitu Catur Weda, sudah ada pada tahun 1.200 sebelum Tarikh Masehi. Sungai Sindu mendapat aliran air dari percampuran dua batang sungai, yaitu: Sungai Saraswati dan Sungai Drsadwati. Diantara kedua aliran tersebut terdapat ta

Asal Mula Alam Semesta - Dr. Drs. I Ketut Donder

          Banyak konsep dan teori tentang “asal mula alam semesta” ini, beberapa agama mengklaim bahwa konsep agamanya mengandung konsep yang lengkap tentang alam semesta. Semua agama secara apologis mengakui telah memiliki konsep asal mula alam semesta yang sempurna. Sementara itu para sainstis dalam dunia sainsnya, masing-masing semakin asyik dengan perlombaan penelitiannya, dan asyik saling menumbangkan teori-teorinya. Hinduisme yang bersumber pada Veda memiliki konsep tentang asal mula alam semesta, yang dipertautkan langsung dengan tuhan dan dapat diuji kebenarannya berdasarkan konsep kebenaran sains.  (Alam Semesta dalam Hindu)          Faham-faham dasar Hinduisme misalnya mengatakan; bahwa tuhan atau yang diistilahkan dengan Brahman berada di luar kekuasaan manusia, dan tuhan merupakan penyebab segala kejadian dan keberadaan (Suryadipura, 1958 : 36). Dalam kaitannya dengan asal mula keberadaan alam semesta, Davies menyatakan bahwa; dewasa ini kebanyakan ahli kosmologi dan ahli a

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangkat Desa Balinuraga mulai dirintis dan terpilihlah Pemerintahan S

“PENGETAHUAN HINDU IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM UPAYA EKSPLORASI ILMU-ILMU PENGETAHUAN HINDU”

          Stah Dharma Nusantara Jakarta, melaksanakan kuliah umum dengan tema Implementasi Filsafat Ilmu dan Upaya Eksplorasi Ilmu-ilmu Pengetahuan Hindu. Bekerjasama dengan Dr.Drs. I Ketut Donder.,M.Ag, sebagai Narasumber dan didampingi oleh Dr. Untung Suhardi.,S.Pd.H.,M.Fil.H sebagai moderator, Kegiatan tersebut dilakukan dengan metode daring dan luring.  Dr. I Ketut Donder  menyampaikan tentang bagiamana keresahan-keresahan beliau tentang keberadaan STAH Dharma Nusantara Jakarta, yang berpusat di ibu kota yang memerlukan dukungan dan dorongan dari para akademisi, tokoh dan umat hindu secara menyeluruh. Hal ini perlu dikedepankan sebagai kepentingan bersama, agar dapat membuka peluang kemajuan dan perkembangan Perguruan Tinggi Hindu yang ada di jantung ibu kota. Apa yang dilakukan oleh 13 perguruan tinggi yang ada di Indonesia.           Dalam penyampaiannya beliau menmaparkan secara strategis mengenai Empat Perguruan Tinggi Hindu dibawahi Pemerintah Indonesia, yaitu (1) UHN IGB Sugr

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba

Contoh Teks Dharmawacana Makna Hari Raya Pagerwesi (Wayan Tantre Awiyane)

Om Swastyastu Om Anobadrah Krtawyantu wiswatah Kepada yang telah disucikan pinandita lanang istri Kepada yang terhormat para tokoh yang hadir pada kesempatan ini Kepada yang saya hormati dan saya banggakan umat sedharma yang berbahagia. Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan  ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita  senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah  kita dapat berkumpul bersama-sama di Pura Aditya Jaya Rawamangun yang suci ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma ini berjudul  “Makna Hari Raya Pagerwesi

Contoh Teks Dharmawacana Pembebasan Melalui Persembahan ( Wayan Tantre Awiyane)

Om swastyastu Kepada yang disucikan pandita lanang istri Kepada yang disucikan para pinandita Kepada yang saya hormati sesepuh pinisepuh umat Kepada yang saya hormati umat sedharma sekalian. (Nangluk Merana)                 Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.  Pertama-tama marilah kita senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah   kita dapat berkumpul bersama-sama di Pura Segara Cilincing yang suci ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini.           Sebelumnya pada penyampaian pesan dharma ini saya tidak menggurui uma