Langsung ke konten utama

“PENGETAHUAN HINDU IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM UPAYA EKSPLORASI ILMU-ILMU PENGETAHUAN HINDU”

        Stah Dharma Nusantara Jakarta, melaksanakan kuliah umum dengan tema Implementasi Filsafat Ilmu dan Upaya Eksplorasi Ilmu-ilmu Pengetahuan Hindu. Bekerjasama dengan Dr.Drs. I Ketut Donder.,M.Ag, sebagai Narasumber dan didampingi oleh Dr. Untung Suhardi.,S.Pd.H.,M.Fil.H sebagai moderator, Kegiatan tersebut dilakukan dengan metode daring dan luring.  Dr. I Ketut Donder  menyampaikan tentang bagiamana keresahan-keresahan beliau tentang keberadaan STAH Dharma Nusantara Jakarta, yang berpusat di ibu kota yang memerlukan dukungan dan dorongan dari para akademisi, tokoh dan umat hindu secara menyeluruh. Hal ini perlu dikedepankan sebagai kepentingan bersama, agar dapat membuka peluang kemajuan dan perkembangan Perguruan Tinggi Hindu yang ada di jantung ibu kota. Apa yang dilakukan oleh 13 perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

        Dalam penyampaiannya beliau menmaparkan secara strategis mengenai Empat Perguruan Tinggi Hindu dibawahi Pemerintah Indonesia, yaitu (1) UHN IGB Sugriwa, (2) IHN Palangkaraya, (3) IHN GP Mataram, (4) STAHN Mpu Kuturan seharusnya menjadi contoh pada PT Hindu Swasta dalam mengeksplorasi ilmu-ilmu Veda. Tetapi dengan melihat kiprah nyata dari PT Hindu Negeri yang lebih disibukkan oleh urusan administrasi daripada riset eksplorasi, maka merupakan peluang baik bagi STAH DN Jakarta membuat “energi kejut” memulai membuat riset-riset EKSPLORASI dengan cara “Pengajuan Proposan Riset Non-Reguler” kepada Kemenag RI.

    Umat Hindu termasuk para kaum terpelajar kerap sekali mengatakan bahwa pustaka Veda, pustakanya umat Hindu adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Karena ungkapan itu tidak ditunjukkan dengan wujud-wujud bangunan keilmuan Hindu, maka pengakuan itu dianggap sebagai klaim apologis yang tidak sainstifik. P.T Hindu Negeri dan Swasta di Indonesia sudah ada sebanyak 13 Perguruan Tinggi. Sesuai dengan pengakuan bahwa Veda adalah sumber dari segala sumber ilmu, maka pertanyaannya; (1) Ilmu-ilmu apa yang sudah dijarakan pada P.T-P.T Hindu? (2) Adakah perbedaan paradigma Ilmu Barat dan Ilmu Timur? Jika ada bagaimana Epistemologinya?, Jika tidak ada, kenapa menggunakan kata Hindu di belakang nama-nama ilmu yang diajarkan? Inilah yang menuntut mengeksplorasi Ilmu Hindu !!!
(Dokumentasi Panitia)

        Akan ada saatnya di mana ilmu pengetahuan mencapai kemajuan yang luar biasa, bukan karena peralatan yang lebih baik untuk menemukan dan mengukur sesuatu, tetapi karena beberapa orang dapat menguasai tenaga spiritual yang besar, yang saat ini jarang digunakan. Dalam beberapa abad mendatang, seni penyembuhan spiritual akan semakin berkembang dan akan digunakan secara universal, Bukan hanya Prabhu Brawijaya dan Pujangga Ronggo Warsito yang meramalkan Hindu akan menjadi agama terbesar di dunia, tetapi para ilmuwan Barat juga meramalkan kemajuan Hindu pada masa yang akan dipicu oleh kemajuan sains dan teknologi. Banyak pakar Barat menyata-kan bahwa semakin maju sains dan teknologi akan semakin mendekati kebenaran Veda.

        Mengimplementasikan Filsafat Ilmu dalam upaya eksplorasi ilmu-ilmu yang terpendam dalam ajaran Veda adalah tujas umat manusia terutama para intelektual akademis. Jika umat Hindu terutama para sarjana Hindu percaya bahwa Veda adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan, maka para sarjana Hindu bertanggungjawab untuk mengungkap kebenaran itu. Jika para sarjana menunggu produk Barat apalagi menunggu produk orang tidak memahami Filsafat Ilmu, maka selamanya tidak akan bisa membedakan antara ilmu dan bukan ilmu. Karena itu, PT-PT Hindu harus berobsesi mengeksplor Ilmu-ilmu Veda.

Referensi:
Materi Dr. I Ketut Donder. 2022. Pengetahuan Hindu Implementasi Filsafat Ilmu Dalam Upaya Eksplorasi Ilmu-Ilmu Pengetahuan Hindu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...