Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Contoh Teks Dharmawacana Hukum Karmaphala sebagai landasan Introspeksi diri (Wayan Tantre Awiyane)

  Om Svastyastu Om Anubadrah Kratawoyantuwiswatah, Kepada yang disucikan pinandita lanang istri Kepada yang saya hormati sesepuh pini sepuh umat Kepada yang saya banggakan umat sedharma sekalian. Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita haturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah   kita dapat berkumpul bersama-sama di pura Aditya Jaya Rawamangun yang suci ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Sebelumnya pada penyampaian pesan dharma ini saya tidak menggurui umat sedharma, melainka

Contoh Teks Dharmawacana “Menemukan Diri Sejati” (Wayan Tantre Awiyane)

Kepada yang disucikan pinandita lanang istri Kepada yang saya hormati sesepuh pini sepuh umat Kepada yang saya banggakan umat sedharma sekalian. Sebelumnya saya haturkan panganjali   Om Swastyastu Om Anubadrah Kratawoyantuwiswatah, Umat sedharma yang berbahagia Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita haturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah   kita dapat berkumpul bersama-sama di pura Aditya Jaya Rawamangun yang suci ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Sebelumnya pada penyampaian pes

Makna Mapades atau potong gigi (Aris Widodo)

Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan manusia ada masanya, masa anak-anak, masa remaja dan masa tua. Pada masa remaja inilah yang perlu diadakan suatu upacara rajasewala dan upacara mapades karena sangat berguna bagi kelangsungan hidup mereka sendiri. Adapun maksud dan tujuan upacara mapades ada tiga yaitu: 1. Secara simbolis, untuk menghilangkan 6 sifat buruk yang ada dalam tubuh manusia yang disebut sad ripu yaitu kama, krodha, loba, moha, mada dan matsarya. 2. Melunasi kewajiban orang tua kepada putra putrinya. Terutana bagi putrinya karena akan meninggalkan rumah orang tuanya mengikuti suami bila sudah kawin, jangan sampai ia membawa gigi yang belum dipotong atau dibersihkan ke rumah suami. 3. Ada kepercayaam bahwa nanti setelah meninggal bila orang belum menjalani potong gigi, Atmannya dikatakan menggigit bambu petung,  Demikian menurut lontar Aji Atma Presanga. Upacara bantennya ada tiga jenis tergantung dari kemampuan dan menurut kebiasaan setempat. Yang penting iala

Konsepsi Hukum Menurut Weda (Aris Widodo)

Umat se-dharma, dalam ilmu hukum dibedakan antara Statuta Law dan Common Law atau Natural Law. Statuta Law adalah hukum yang dibentuk dengan  sengaja oleh penguasa, sedangjan Common Law atau Natural Law adalah hukum alam yang ada secara alamiah. Unsur-unsur yang terpenting dalam peraturan-peraturan hukum memuat dua hal yaitu:  1. Unsur yang sifatnya mengatur atau normatif. 2. Unsur yang sifatnya memaksa atau represif. Rta dan Dharma dalam Weda mempunyai pengertian yang sama tentang unsur-unsur hukum. Baik Rta dan Dharma, kedua-duanya berarti hukum dalam hukum Hindu. Rta adalah hukum alam yang bersifat abadi, sedangkan Dharnma adalah hukum duniawi, baik yang ditetapkan maupun tidak. Istilah lain tentang hukum dalam hukum Hindu adalah Widhi, Drsta, Acara, Wyawahara, Nitisastra, Rajaniti, Arthasastra yang penggunaannya relatif menurut tujuannya. Yang terpenting dari istilah-istilah itu adalah Dharma sebagai istilah yang umum dalam ilmu hukum Hindu, karena kata Dharma mengandun

Pulang ke Jalan Dharma (Aris Widodo)

Umat se-dharma, bahwa seseorang yang lama pergi pasti membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyesuaikan kembali apa yang diyakininya. Untuk itu perlu pendamping yang selalu mampu meyakinkan ia agar secepatkan membaur di rumah Dharma. Memang dalam kehidupan ini ada yang harus berjalan sesuai dengan alam agar semua bisa mendapatkan sesuatu yang yang diyakininya. Pada perjalanan sang waktu ia dapat menemukan jati dirinya bahwa ia merasa dirumah sendiri dan mampu mengenang masa lalunya. Dalam hal ini perlu ada yang dapat membimbingnya agar cepat memahami dan melaksanakan keyakinannya tersebut dengan baik. Itulah yang harus dilakukan untuk membimbing mereka yang telah pulang ke jalan dharma sehingga benar-benar merasakan dharma sebenarnya dalam hatinya. Namun terkadang kita juga ga peduli saudara kita yang telah pulang ke jalan dharma sehingga katena ga ada kepedulian itu mereka merasa tidak ada tempat yang mereka yakini. Untuk itulah mari kita sambut saudara kita yang telah

Keagungan Aksara Suci OM (Aris Widodo)

Umat se-dharma, dalam agama Hindu mengenal aksara suci OM, dalam Srimad Bhagawad-gita 7.8, Sri Krishna bersabda, "Pranavah sarva-vadesu". Artinya Aku adalah Pranavah atau aksara suci OM dalam seluruh Weda." OM kata suci dan agung, dipakai dalam banyak hubungan. Kata OM dianggap mempunyai kekuatan gaib dan sakti. Kata ini banyak dipakai dalam kitab Aranyaka  dan Upanisad. Kata ini pada mulanya dipakai di dalam kitab Yayur Weda dan diartikan sebagai Brahman yang Utama. Jadi OM tiada lain adalah Tuhan Yang Maha Esa sendiri dalam bentuk huruf suci. Keagungan aksara suci OM terdapat berbagai macam sakti atau kekuatan. Sakti atau kekuatan mana akan muncul sangat ditentukan oleh hasrat batin orang yang mengucapkannya. Semakin bersih dan suci batin seseorang yang mengucapkannya, semakin bersih dan suci pula sakti atau kekuatan yang akan muncul dalam diri sang bhakta. Aksara suci OM mengantarkan orang pada pintu gerbang kerohanian batin dan akhirnya mendapatkan kebaha

Jiwa, Kelahiran Kembali, Kremasi (Aris Widodo)

Reg Weda : 10.48.5 Aham indro na para jigya inthanam na mrtyawe 'wa tasthe kada cana, soman inma sunwanto yacata wasu na me purawah sakhye ripathana. Artinya Jiwa yang menang berseru: "Akulah Indra bersinar seperti matahari; aku tidak tampak, tidak pernah ditaklukkan oleh kemalangan. Tidak seorang pun dapat memutar kebijakan-Ku darimu. Tidak pernah pada setiap saat dapat kematian mengalahkan-Ku. Tidak seorangpun dapat memaksa Aku untuk menarik dari jalan kebenaran dan keadilan." Ulasan Bahwa sesungguhnya jiwa merupakan Zat yang dapat menghidupan badan wadag sehingga bisa menggerakkan seluruh badan. Oleh karena itu jadikanlah sebagai sarana untuk berbuat yang lebih baik agar jiwa nantinya bisa kembali lahir dengan lebih baik lagi sebelum dapat menyatu dengan Brahman. Jiwa tidak pernah mati karena selamanya jiwa akan tetap ada, yang mati adalah badan wadag yang disinggahi oleh jiwa tersebut. Sehingga jiwa tetap pada jalan kebenaran dan keadilan yang hanya dapat dari apa yan

Sumber Hidup (Aris Widodo)

Umat se-dharma, sesungguhnya alam semesta ini merupakan Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa karena tidak ada yang menyamai kemahakuasaan-Nya. Oleh karena itu Beliau berupakan sumber hidup bagi setiap makhluk hidup di dunia ini. Vrhatsumnah prasavita nivesano jagatah sthaturubhayasya yo vasi, sa no devah savita sarma yaccha tvasme ksayaya trivarutham amhasah. Rg Veda IV. 53.6 Artinya: Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan kepada alam semesta, dan menegakkannya; Ia yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak; semoga Ia. Savitar, memberikan waranugraha-Nya kepada kami, untuk ketentraman hidup, dengan kemampuan melawan kekuatan jahat. Ulasan Bahwa sebenarnya yang memberikan kehidupan semua makhkuk hidup adalah Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa, karena itu Beliau sesungguhnya sumber hidup bagi semua makhluk hidup yang berada di bumi ini. Untuk itu Beliau tidak membedakan ciptaaan-Nya karena semua diberikan kehidupan yang sama baik sebagai manusia, hew

Kesejahteraan (Aris Widodo)

Umat se-dharma, dalam hidup ini pasti kita butuh untuk menghidupi anak dan istrinya, oleh karena itu kita butuh uang untuk dapat mencukupi segala keperluan tersebut. Uang hendaknya dihemat untuk dilestarikan. Kesejahteraan dan kebahagiaan dimohon kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Hyang Widhi. Mereka yang hemat memperoleh kemakmuran dan berlimpahkan kekayaan. Diamanatkan juga supaya seseorang bebas dari hutang. Kekayaan yang disimpan hendaknya aman. Dalam kehidupan ini apabila ingin sejahtera maka kita harus bisa mensyukuri apa yang telah Hyang Widhi berikan untuk hidup kita. Dengan cara angayubagiya apa yang telah kita nikmati selama inilah bisa berbuat banyak untuk makhluk lainnya. Semoga kami memperoleh kesejahteraan Yogam pra padye ksemam ca. Atharwa Veda XIX. 8.2 Artinya Semoga kami memperoleh uang dan melestarikannya (menghematkannya). Ulasan Bahwa dalam kehidupan ini pasti ada kebahagiaan yang akan diperolehnya namun harus bekerja keras sesuai dengan apa yang akan dikerjakannya seh