ASN dan Nilai-nilai Dharma Negara dalam Hindu

Gambar
        ASN adalah salah suatu pekerjaan yang didambakan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tak terkecuali generasi muda Hindu yang turut berpartisipasi dalam mengabdi pada bangsa dan negara. Sehingga perlu untuk melampirkan tulisan ini sebagai bentuk syukur atas waranugraha dan kesempatan yang baik dalam melaksanakan karma dan bhakti sebagai manusia.        Dalam pandangan Hindu, konsep Dharma tidak hanya mencakup aspek spiritual, tetapi juga memandang kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan administrasi negara. Dharma Negara, atau tata pemerintahan yang diatur oleh prinsip-prinsip moral dan etika, menjadi landasan bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Bagaimana pandangan Hindu menggambarkan ideal ASN sebagai penerapan nilai-nilai Dharma Negara?  (Dokumen Pribadi)           Dalam tradisi Hindu, Dharma mengacu pada kewajiban moral dan etika yang mengatur perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan. Dharma juga mencakup konsep tata tertib dan

Makna Mapades atau potong gigi (Aris Widodo)


Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan manusia ada masanya, masa anak-anak, masa remaja dan masa tua. Pada masa remaja inilah yang perlu diadakan suatu upacara rajasewala dan upacara mapades karena sangat berguna bagi kelangsungan hidup mereka sendiri.

Adapun maksud dan tujuan upacara mapades ada tiga yaitu:
1. Secara simbolis, untuk menghilangkan 6 sifat buruk yang ada dalam tubuh manusia yang disebut sad ripu yaitu kama, krodha, loba, moha, mada dan matsarya.
2. Melunasi kewajiban orang tua kepada putra putrinya. Terutana bagi putrinya karena akan meninggalkan rumah orang tuanya mengikuti suami bila sudah kawin, jangan sampai ia membawa gigi yang belum dipotong atau dibersihkan ke rumah suami.
3. Ada kepercayaam bahwa nanti setelah meninggal bila orang belum menjalani potong gigi, Atmannya dikatakan menggigit bambu petung, 

Demikian menurut lontar Aji Atma Presanga. Upacara bantennya ada tiga jenis tergantung dari kemampuan dan menurut kebiasaan setempat. Yang penting ialah Sulinggih atau Pandita yang memuput karya yakni memberikan doabdan mejaya-jaya dan malukat dan matirtha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stah Dharma Nusantara Jakarta Melaksanakan Kegiatan Pembinaan Pasraman

Kegiatan KKG dan MGMP di DKI Jakarta

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.