Langsung ke konten utama

Kegiatan KKG dan MGMP di DKI Jakarta

Jakarta 8 Oktober 2023, KKG dan MGMP Hindu Di DKI Jakarta melaksanakan kegiatan Bimtek Penyusunan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka Menuju Pendidik dan Pengajaran Hindu yang merdeka dan kreatif.  Laporan kegiatan dari Bapak Supriyanto S.Pd.H sebagai ketua panitia dalam kegiatan bimtek yang diadakan di gedung dharmasewanam pura Aditya jaya Rawamangun.
Kegiatan ini dibuka oleh Pembimas Hindu DKI Jakarta Bapak I Putu Jaya Adnyana dalam pembukaannya beliau memberikan apresiasi kepada KKG dan MGMP Hindu di DKI Jakarta karena telah berupaya dalam membangun kebersamaan untuk para guru yang mengajar di sekolah umum maupun di pasraman yang ada di Wilayah DKI Jakarta. Kemudian sambutan Dari perwakilan yayasan Mandira Widhyaka yang mana Bapak Ade Saendra yang mana beliau menuturkan tentang sejarah berdirinya yayasan Mandira Widhyaka dan tantangan di pasraman tentang penilaian. Kemudian dari yayasan Mandira Widhyaka kedepannya akan mempercayakan perwakilan guru untuk membuat soal agama Hindu (Bank Soal) tentunya disesuaikan dengan kurikulum. Yayasan Mandira Widhyaka menaungi 11 Pasraman yang ada di wilayah DKI Jakarta. 
Pemateri Pertama yaitu Bapak Komang Susila menjelaskan secara detail tentang perangkat ajar yang akan dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Dalam penjelasan beliau juga menekankan bahwa bagian-bagian dari perangkat ajar tersebut adalah  Capaian Pembelajaran per fase, Capaian Pembelajaran per kelas, Alur Tujuan Pembelajaran dan modul ajar. Disamping itu bila seorang guru sudah menerapkan konsep dalam perangkat tersebut maka tidak menjamin juga ada siswa yang tidak bisa menguasai materi, oleh karena itu bila ada kasus demikian maka alurnya patut dilakukan pengayaan materi atau remedial untuk mendapatkan hasil sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah disusun. 
Lalu bagian apa yang bisa kita terapkan dalam sistem pembelajaran di pasraman. Misalnya dengan mengajak anak-anak untuk mulaienampilkan dirinya melalui busana. Jika ada siswa yang berlatar belakang suku Bali ya menggunakan udeng, bila dari Jawa maka menggunakan blangkon serta diajak untuk mengenal simbol agama Hindu dengan etnis atau budaya Hindu di Nusantara.Dalam kegiatan itu kita bisa memperkenalkan karakter dari bhinneka tunggal Ika. Menghargai perbedaan yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lakukan untuk mengantisipasi konflik paham di kemudian hari yang di alami oleh generasi Hindu di masa mendatang. Itu contoh penerapan dari P5.
Kemudian Pemateri yang kedua  Bapak Duwijo menuturkan bahwa yang berbeda adalah proses pembelajaran nya saja, kemudian mengambil perangkat yang disediakan oleh pemerintah kemudian yang terakhir mandiri berbagi itu dibuat oleh sekolah yang bersangkutan kecuali Capaian pembelajaran karena sudah disediakan oleh pemerintah. Mengandung 3 hal perencanaan pelaksanaan dan penilaian. Oleh karena itu apapun itu sebenarnya kita harus melihat regulasi nya. Satu hal lagi dalam waktu dekat akan ada perubahan kurikulum lagi. Para guru tidak perlu risau, kita persiapkan diri untuk menyambut perubahan kurikulum tersebut.
Dengan demikian kegiatan Bimtek penyusunan perangkat ajar kurikulum Merdeka agama Hindu bertujuan untuk mempersiapkan para pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum yang berfokus pada ajaran agama Hindu. Dalam kegiatan ini, peserta akan memperoleh pemahaman mendalam tentang aspek-aspek esensial dari agama Hindu dan bagaimana menyusun perangkat ajar yang sesuai dengan kurikulum Merdeka. Kesimpulannya, kegiatan ini mendukung peningkatan kualitas pendidikan agama Hindu dengan mempersiapkan guru-guru untuk mengajar dengan efektif sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba