Langsung ke konten utama

Makna Sarasamuscaya Sloka 2

 Sarasamuscaya Sloka 2

Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma juga ikangasubhakarma phalaning dadi wwang. 

Terjemahan:

Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat melakukan kebajikan pun kejahatan. Terlahir menjadi manusia bertujuan untuk melebur perbuatan-perbuatan jahat ke dalam perbuatan-perbuatan bajik, hingga tidak ada lagi perbuatan-perbuatan jahat yang masih tersisa dalam diri, inilah hakekat menjadi manusia. Hanya dengan menjadi manusia kejahatan itu dapat dilebur dalam kebajikan.

Dewa Brahma


Makna:

           Dalam agama Hindu, manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk mencapai pencerahan dan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian yang terus-menerus, yang dikenal sebagai samsara. Pemahaman tentang manusia dalam Hinduisme melibatkan konsep-konsep seperti atman (jiwa individual), karma (hukum tindakan dan konsekuensinya), dan dharma (tugas dan kewajiban).

        Secara umum, dalam Hinduisme, manusia dianggap memiliki tiga aspek utama, yaitu jasmani (rupa), mental (manas), dan spiritual (atman). Jasmani merujuk pada dimensi fisik manusia, termasuk tubuh dan panca indra. Mental merujuk pada pikiran, emosi, dan intelektual manusia. Sedangkan spiritual merujuk pada aspek keabadian manusia, yaitu atman atau jiwa individual yang diyakini sebagai bagian dari Brahman (kekayaan ilahi universal).

        Manusia dalam Hinduisme juga dipercaya memiliki kebebasan untuk memilih tindakan mereka sendiri, yang akan mempengaruhi karma mereka. Karma merujuk pada hukum tindakan dan konsekuensinya, di mana setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia akan menghasilkan akibat yang sesuai. Akumulasi karma akan mempengaruhi kelahiran berikutnya dan pengalaman kehidupan masa depan.

        Penting untuk dicatat bahwa konsep manusia dalam Hinduisme dapat bervariasi di antara aliran dan tradisi yang berbeda. Namun, pada dasarnya, Hinduisme mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk mencapai pencerahan dan pembebasan melalui pemahaman yang tepat tentang diri mereka sendiri, karma, dan tugas mereka dalam kehidupan. Dalam pencarian spiritual, manusia diajarkan untuk hidup sesuai dengan dharma mereka, yaitu tugas dan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan mereka dalam masyarakat. Melalui pemenuhan dharma mereka, manusia diharapkan dapat mencapai kemajuan spiritual dan memperoleh kebahagiaan dan pembebasan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba