Langsung ke konten utama

Cara Meditasi dan Japa Mantram (Wayan Tantre Awiyane)

 Om Swastyastu,....

        Para pembaca dan petualang pengetahuan yang saya muliakan. Pagi ini saya bersama siswa-siswa di sekolah melakukan rutinitas doa pagi. Siswa yang terdiri dari SMP dan SMA. Kemudian kita meneruskan aktivitas dengan memulai bersiap untuk melakukan doa. Doa dilakukan dengan melakukan sikap asana, pranayama, karasodhana dan dilanjutkan dengan mengucapkan mantram puja Tri Sandya bersama-sama, setelah mantram tri sandya selesai mantram kami lanjutkan dengan melantunkan puja saraswati dan puja guru. Setelah itu kami bersama-sama melanjutkan dengan meditasi sederhana, dengan melantunkan OM atau AUM sebanyak 9x (Sembilan kali). 


        Berkaitan dengan meditasi, kebanyakan dari pembaca pasti sudah tau dan telah melaksanakan meditasi dengan rutin, benar atau tidak? Nah, saya ingin berbagi kepada sahabat yang belum kenal dengan kegiatan meditasi. Meditasi itu sederhananya adalah satu kegiatan yang mengarahkan fokus atau konsentrasi kita, medianya bisa musik, mantram atau gambar, patung dan bentuk lainnya. Terkait dengan media yang kami gunakan pada meditasi kali ini yaitu mantram. Mantram di ucapkan dengan penuh penghayatan sehingga menggerakkan fokus kita pada mantram dan arti yang diucapkan didalamnya. Mengulang-ulang nama suci Tuhan dalam nawa widha bhakti disebut dengan Namasmaranam. Kita dapat melakukannya sesuai dengan kemampuan kita misalnya mengulang nama suci tuhan om namah siwaya atau ong sang bang tang ang ing nang mang sing wang yang. Untuk jumlahnya dapat disesuaikan dengan waktu yang disediakan jika durasinya lama maka kita bisa mengulang nama suci tuhan sebanyak 108 kali, jika waktunya terbatas maka bisa dengan mengulang nama suci tuhan sebanyak 9 kali, 11 kali atau 33 kali.

        Hal yang biasa saya lakukan sebelum mengucapkan mantram dalam meditasi akan mengawali dengan melantunkan Om atau AUM sebanyak 9 kali. Ketika mengakhiri meditasi maka akan dilanjutkan dengan mantram Mrityun jaya, dan diakhiri dengan parama santih. Nah itu yang saya lakukan bersama siswa dan siswi di sekolah pagi ini. Hal ini saya lakukan dengan harapan dapat me refresh pikiran para siswa agar lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran di kelas.



           Demikianlah sekelumit aktivitas di pagi hari yang saya lakukan, oh iya meditasi ini kami lakukan seminggu satu kali secara rutin. Barangkali para sahabat dan kawan-kawan ingin melakukan meditasi sederhana ini dalam kesehariannya untuk meningkatkan kinerja otak dan konsentrasi dalam bidang yang dilakukan. Terimakasih telah membaca dan menyimak tulisan ini hingga akhir.

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Om Santih Santih Santih Om

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...