Langsung ke konten utama

Bhagawadgita bagian dari Bhisma Parwa


Bhagawadgita merupakan nyanyian tuhan yang lahir dalam kisah Mahabharata yang dimuat dalam kisah Bhisma, atau sering dikenal dengan Bhisma Parwa. Bhagawadgita memuat percakapan Sri Kresna dan Arjuna, yang dijawbarkan ke dalam 18 Parwa atau 18 Bab.

https://www.google.com/search

 BAB SATU 

            Meninjau Tentara-tentara di Medan Perang Kuruksetra Tentara-tentara kedua belah pihak siap siaga untuk bertempur. Arjuna, seorang kesatria yang perkasa, melihat sanak keluarga, guruguru dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap untuk bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang, hingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya bingung, dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur.

BAB DUA 

            Ringkasan Isi Bhagavad-gita Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Sri Kresna kemudian Kresna memulai pelajaran-Nya kepada Arjuna dengan menjelaskan perbedaan pokok antara badan jasmani yang bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal. Sri Kresna menjelaskan proses perpindahan sang roh, sifat pengabdian kepada Yang Mahakuasa tanpa mementingkan diri sendiri dan ciri-ciri orang yang sudah insaf akan dirinya.

BAB TIGA 

            Karma-yoga Semua orang harus melakukan kegiatan di dunia material. Tetapi Perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia ini atau membebaskan dirinya dari dunia. Seseorang dapat dibebaskan dari hukum karma (perbuatan dan reaksi) dan mencapai pengetahuan rohani tentang sang diri dan Yang Mahakuasa dengan cara ber- tindak untuk memuaskan Yang Mahakuasa, tanpa mementingkan diri sendiri.

BAB EMPAT 

            Pengetahuan Rohani  Pengetahuan rohaniÅpengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dan Tuhan Yang Maha EsaÅmenyucikan dan membebaskan diri manusia. Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa mementingkan diri sendiri (karma-yoga). Kresna menjelaskan sejarah Bhagavadgita sejak jaman purbakala, tujuan dan makna Beliau sewaktu-waktu menurun ke dunia material, serta pentingnya mendekati seorang guru, seorang guru kerohanian yang sudah insaf akan dirinya. 

BAB LIMA 

            Karma-yoga: Perbuatan dalam Kesadaran Kresna Orang bijaksana yang sudah disucikan oleh api pengetahuan rohani, secara lahiriah melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang bijaksana dapat mencapai kedamaian, ketidakterikatan, kesabaran, penglihatan rohani dan kebahagiaan. 

BAB ENAM 

            Dhyana-yoga Astangga-yoga, sejenis latihan meditasi lahiriah, mengendalikan pikiran dan indria-indria dan memusatkan perhatian kepada Paramatman (Roh Yang Utama, bentuk Tuhan yang bersemayam di dalam hati). Puncak latihan ini adalah samadhi. Samadhi berarti sadar sepenuhnya terhadap Yang Mahakuasa.

BAB TUJUH 

            Pengetahuan tentang Yang Mutlak Kresna adalah Kebenaran Yang Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu, baik material maupun rohani. Roh-roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Kresna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan pikirannya kepada obyek-obyek sembahyang yang lain. 

BAB DELAPAN 

            Cara Mencapai Kepada Yang Mahakuasa Seseorang dapat mencapai tempat tinggal Kresna Yang Paling Utama, di luar dunia material, dengan cara ingat kepada Sri Kresna dalam bhakti semasa hidupnya, khususnya pada saat meninggal. 

BAB SEMBILAN 

            Pengetahuan yang Paling Rahasia Kresna adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tujuan tertinggi kegiatan sembahyang. Sang roh mempunyai hubungan yang kekal dengan Kresna melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada Kresna di alam rohani. 

BAB SEPULUH 

            Kehebatan Tuhan Yang Mutlak  Segala fenomena ajaib yang memperlihatkan kekuatan, keindahan, sifat agung atau mulia, baik di dunia material maupun di dunia rohani, tidak lain daripada perwujudan sebagian tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Kresna. Sebagai sebab utama segala sebab serta sandaran dan hakekat segala sesuatu, Kresna perwujudan Tuhan Yang Maha Esa, adalah tujuan sembahyang tertinggi bagi para makhluk.

BAB SEBELAS 

            Bentuk Semesta Sri Kresna menganugerahkan penglihatan rohani kepada Arjuna. Kresna memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan mengagumkan sebagai alam semesta. Dengan cara demikian, Kresna  membuktikan secara meyakinkan identitas-Nya sebagai Yang Mahakuasa. Kresna  menjelaskan bahwa bentuk-Nya Sendiri yang serba tampan dan dekat dengan bentuk manusia adalah bentuk asli Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang dapat melihat bentuk ini hanya dengan bhakti yang murni. 

BAB DUA BELAS 

            Pengabdian Suci Bhakti 609 Bhakti-yoga, pengabdian suci yang murni kepada Sri Kresna, adalah cara tertinggi dan paling manjur untuk mencapai cinta bhakti yang murni kepada Kresna, tujuan tertinggi kehidupan rohani. Orang yang menempuh jalan tertinggi ini dapat mengembangkan sifat-sifat suci. 

BAB TIGA BELAS 

          Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran 633 Orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Roh Yang Utama yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari dunia material. 

BAB EMPAT BELAS 

            Tiga Sifat Alam Material Semua roh terkurung di dalam badan di bawah pengendalian tiga sifat alam material; kebaikan, nafsu dan kebodohan.  menjelaskan arti sifat-sifat alam tersebut, bagaimana sifat-sifat itu mempengaruhi diri kita, bagaimana cara melampaui sifat-sifat alam serta ciri-ciri orang yang sudah mencapai keadaan rohani. 

BAB LIMA BELAS 

            Yoga Berhubungan dengan Kepribadian Yang Paling Utama  Tujuan utama pengetahuan Veda ialah melepaskan diri dari ikatan terhadap dunia material dan mengerti Sri Kresna sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang mengerti identitas Kresna yang paling utama menyerahkan diri kepada Kresna  dan menekuni pengabdian suci kepada Kresna.

BAB ENAM BELAS 

             Sifat Rohani dan Sifat Jahat  Orang yang mempunyai sifat-sifat jahat dan hidup sesuka hatinya, tanpa mengikuti peraturan Kitab Suci, dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah dan diikat lebih lanjut secara material. Tetapi orang yang memiliki sifat-sifat suci dan hidup secara teratur, dengan mematuhi kekuasaan Kitab Suci, berangsur-angsur mencapai kesempurnaan rohani. 

BAB TUJUH BELAS 

               Golongan-golongan Keyakinan  Ada tiga jenis keyakinan, yang masing-masing berkembang dari salah satu di antara tiga sifat alam. Perbuatan yang dilakukan oleh orang yang keyakinannya bersifat nafsu dan kebodohan hanya membuahkan hasil material yang bersifat sementara, sedangkan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebaikan, menurut Kitab Suci, menyucikan hati dan membawa seseorang sampai tingkat keyakinan murni terhadap Sri Kresna dan bhakti kepada Kresna. 

BAB DELAPAN BELAS 

               Kesempurnaan Pelepasan Ikatan Kresna  menjelaskan arti pelepasan ikatan dan efek dari sifat-sifat alam terhadap kesadaran dan kegiatan manusia. Kresna menjelaskan keinsafan Brahman, kemuliaan Bhagavad-gita, dan kesimpulan utama Bhagavad-gita; jalan kerohanian tertinggi berarti menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat dalam cinta-bhakti kepada Kresna. Jalan ini membebaskan seseorang dari segala dosa, membawa dirinya sampai pembebasan sepenuhnya dari kebodohan dan memungkinkan ia kembali ke tempat tinggal rohani Krisna yang kekal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...