Langsung ke konten utama

Surya Namaskara | Wayan Tantre Awiyane


Surya  Namaskara yang dapat  diartikan  sebagai  penghormatan  Matahari adalah  urutan  umum Hatha Yoga Asana.  Asal-usulnya  terletak  pada penyembahan  Matahari  atau Dewa  Surya.  Ini  urutan  gerakan  dan  pose dapat dipraktekkan pada berbagai tingkat kesadaran, mulai dari yang fisik olahraga  dalam  berbagai  gaya,  untuk  lengkap sadhana yang  mencakup asana,  pranayama, mantra dan chakra  meditasi.  Ada  banyak  referensi untuk  memuja  matahari  untuk  meningkatkan  kesehatan  yang  baik  dan kemakmuran, di Veda. Beberapa himne Vedadimasukkan ke Nitya Vidhi (wajib rutin harian untuk seorang Hindu). Prosedur ini disebut harian Surya Namaskara (secara  harfiah  diterjemahkan  sebagai  “salam  matahari”). 

Bentuk dari Surya Namaskardipraktikkan bervariasi dari satu wilayah ke wilayah. Dua praktik populer seperti yang Trucha Kapla Namaskarah dan Aditya Prasna, Aditya Hridayammerupakan praktik kuno yang melibatkan Surya  Namaskar.  Ini  adalah  prosedur  menghormat  Matahari,  diajarkan untuk Sri Rama oleh Rsi Agastya, sebelum pertarungan dengan Rahwana. 

Hal ini dijelaskan dalam “Kaanda Yuddha” Canto107 dari Ramayana Peserta didik dapat mencoba untuk latihan seperti ini. Pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atau kelompok  yang  lebih  cepat  dalam  mencapai  kompetensi  dibandingkan dengan peserta didik lain agar mereka dapat memperdalam kecakapannya atau  dapat  mengembangkan  potensinya  secara  optimal.  Tugas  yang diberikan  pendidik  kepada  peserta  didik  dapat  berupa  tutor  sebaya, mengembangkn  latihan  secara  lebih  mendalam,  membuat  karya  baru ataupun  melakukan  suatu  proyek.  Kegiatan  pengayaan  hendaknya menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Bentukbentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a.  Belajar  kelompok,  yaitu  sekelompok  peserta  didik  yang  memiliki minat Yoga diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah  biasa,  sambil  menunggu  teman-temannya  yang  mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

b.  Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai Yoga yang diminati.

c.  Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan Yoga antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya.

d.  Pemadatan  kurikulum,  yaitu  pemberian  pembelajaran  hanya  untuk kompetensi/materi  yang  belum  diketahui  peserta  didik.  Dengan demikian  tersedia  waktu  bagi  peserta  didik  untuk  memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing peserta didik.


#Suryanamaskar

#Wayantantreawiyane

#Agamahindu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.

          Pada jaman dahulu Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai daerah tujuan Transmigrasi pada tahun 1963 dan pada tahun itu juga diberi nama Desa Balinuraga di bawah wilayah Kecamatan Kalianda. Pada tanggal 27 September 1967 Dinas Transmigrasi menempatkan 4 empat roambongan peserta Transmigrasi yang ditempatkan di Balinuraga. Rombongan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sidorahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 KK 2 Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 KK 3 Pandearge diketuai oleh Made Gedah yang berjumlah 175 KK 4 Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 KK Dan tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyai struktur Pemerintah Desa.            Segala administrasi masih ditangani oleh Jawatan transmigrasi. Mangku Siman, untuk mengordinir rombongan-rombongan trasnmigrasi Mangku Siman sebagai ketua rombongan seluruhnya. Pada tahun 1965 barulah perangk...

Catur Warna dalam Agama Hindu

  Pemahaman tentang Catur Varna dapat dijelaskan berdasarkan sastra drstha. Yang dimaksud pemahaman Catur Varna berdasarkan sastra drstha adalah pemahaman yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian tentang Catur Varna menurut yang tersurat dalam kitab suci, sebagai berikuti; Bhagavadgita IV.13  cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ tasya kartāram api māḿ viddhy akartāram avyayam Terjemahan: Catur Warna aku ciptakan menurut pembagian dari guna dan karma  (sifat dan pekerjaan). Meskipun aku sebagai penciptanya, ketahuilah  aku mengatasi gerak dan perubahan (Puja, 2000). Pengertian Catur Varna           Kata “Catur Varna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘catur dan varna’. Kata catur berarti empat . Kata varna berasal dari akar kata Vri yang berarti pilihan atau memilih lapanagan kerja. Dengan demikian catur varna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadiny...

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...