Langsung ke konten utama

Berpacaran

 1. Pengertian Berpacaran 

        Menurut Santrock (2007), berpacaran adalah suatu hubungan dekat yang melibatkan penerimaan, kepercayaan dan pengertian dengan melibatkan jalinan yang rumit dari emosiemosi yang berbeda seperti kemarahan, gairah, seksual, kesenangan dan kecemburuan. Pacaran adalah sebuah hubungan percintaan yang mengarah pada tahap awal hubungan romantis yang berfungsi sebagai dasar atau landasan dalam membangun hubungan yang berpotensi sebagai sebuah komitmen dan juga merupakan proses penyesuaian antara dua 28 pribadi yang berbeda yang membutuhkan usaha keras untuk bisa sampai kearah pernikahan (Papalia, dkk, 2008). 



        Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berpacaran merupakan hubungan percintaan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan, dengan adanya saling keterbukaan dan pengertian satu sama lain yang mengarah pada komitmen terhadap hubungan yang lebih serius.

2. Tipe Berpacaran 

a. Berpacaran Jarak Dekat 

        Menurut Hampton (2004) Pada hubungan berpacaran jarak dekat, pasangan tidak dipisahkan oleh jarak fisik sehingga masih memungkinkan untuk adanya kedekatan fisik. Pacaran jarak dekat disini juga merupakan hubungan yang dijalani oleh pasangan yang berada pada kota atau daerah yang sama dengan pasangannya dan ditandai dengan adanya kedekatan fisik, seperti kehadiran pasangan didekatnya, waktu yang banyak untuk bertemu dan banyak kesempatan untuk pergi jalan-jalan bersama setiap waktu. 

b. Berpacaran Jarak Jauh 

        Menurut Aylor (2014) ada perdebatan tentang bagaimana mengukur pacaran jarak jauh. Umumnya digunakan tiga pendekatan untuk mendefinisikan pacaran jarak jauh yaitu miles separated, geographic boundary dan self define. 

1) Miles Separated Pendekatan yang pertama menggunakan ukuran mil untuk membedakan antara hubungan pacaran jarak jauh dengan hubungan pacaran jarak dekat. Para peneliti telah menetapkan jarak mil tertentu untuk hubungan yang akan didefinisikan sebagai pacaran jarak jauh. Carpenter & Knox (dalam Aylor, 2014) mendefinisikan pacaran jarak jauh dimana pasangan terpisah lebih dari 100 mil, tetapi Schwebel dkk (dalam 29 Aylor, 2014) menggunakan 50 mil untuk menyatakan suatu hubungan dapat dikatakan sebagai hubungan pacaran jarak jauh. 

2) Geographic Boundary Peneliti lain mempunyai batas-batas geografis tertentu untuk mendefinisikan pacaran jarak jauh. Bukan jarak berapa mil yang memisahkan pasangan. Peneliti memfokuskan pada kota atau negara tempat tinggal untuk menentukan apakah suatu hubungan termasuk hubungan pacaran jarak jauh atau tidak. Helgeson (dalam Aylor, 2014) mendefinisikan pacaran jarak jauh sebagai kondisi dimana salah satu pasangan tinggal di luar kota. Menurut Stephen (dalam Aylor, 2014) hubungan dapat didefinisikan sebagai hubungan pacaran jarak jauh apabila pasangan tinggal di bagian lain yang berbeda dari negara yang sama. Canari dkk (dalam Aylor, 2014) mendefinisikan pacaran jarak jauh sebagai hubungan dimana pasangan tinggal di kota-kota terpisah. 

3) Self Define Pendekatan ketiga adalah sebuah pemikiran untuk memungkinkan responden untuk menentukan apakah hubungannya adalah hubungan jarak jauh, terlepas dari jumlah mil atau batas-batas geografis yang memisahkan mereka. Dalam penelitian ini menggunakan definisi pacaran jarak jauh menurut Stephen (dalam Aylor, 2014) yang mendefinisikan pacaran jarak jauh sebagai suatu kondisi apabila pasangan tinggal di bagian lain yang berbeda dari negara yang sama. Dimana dalam penelitian ini batas geografis yang digunakan adalah pulau yang berbeda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba