S |
ecara individu, manusia
hidup di dunia
ini mempunyai tujuan. Manusia sesungguhnya tidak
hanya sekedar dilahirkan
begitu saja seperti
kura-kura atau buaya, dan
kemudian harus mempertaruhkan hidupnya
hanya berdasarkan instingnya saja.
Tetapi manusia lahir
dan berkembang dengan
dinamis. Seiring dengan pengalaman
hidupnya berkembang pula sikap mental
dan penyesuaian dirinya, baik
terhadap lingkungannya maupun terhadap cita-citanya.
Kebiasaan
dan sifat-sifat pribadi manusia
serta kemampuannya dan
kecenderungannya akan sangat
tergantung oleh lingkungan sekitarnya, baik dengan agama yang dianutnya, politik, maupun
dengan ideologi nasional
bangsa. Jadi banyak
faktor yang mempengaruhi tata
laku serta perilaku atau moral manusia dalam pencapai tujuan hidupnya.
Secara filosofi
tentang Pendidikan Agama
Hindu di Indonesia
dalam membangun basis kepribadian
humanis bagi mahasiswa
dapat dilihat dari
segi sejarah munculnya peradaban
manusia. Secara historis, pada zaman
dahulu, ribuan tahun sebelum masehi, yaitu pada zaman pra batu purba, manusia
hidup tergantung pada alam dan berpindah-pindah. Hidup
mereka penuh dengan
perjuangan dan tantangan alam.
Diperkaya oleh pengalamannya dari
waktu ke waktu,
maka selanjutnya mereka mencoba
untuk hidup lebih
menetap di satu
tempat dengan hidup berkelompok.
Dalam konstelasi hidup
seperti itu, antara
satu kelompok dengan kelompok
lainnya sering terjadi
perselisihan, yang menyebabkan peperangan dan
mengakibatkan musnahnya suku-suku
yang lemah.
Gambaran
hidup sebagaimana tersebut
tadi sering dilukiskan
sebagai “Matsya niyaya” maksudnya “politik ikan”. Ikan yang
besar memangsa ikan yang kecil dan lemah.
Di
dalam ilmu politik di Barat keadaan seperti itu sering digambarkan sebagai
“homo homini lupus” yaitu manusia adalah
serigalanya manusia, di mana yang kuat selalu akan menelan yang lemah.
Pada zaman Yunani
Purba tidak mengherankan
anak laki-laki merupakan dambaan
keluarga, hal tersebut
didorong oleh berbagai pertimbangan kebutuhan hidup riil
keluarga bersangkutan. Anak laki-laki
tidak saja dibutuhkan karena tenaganya yang kuat, akan tetapi juga sangat didambakan untuk suatu tugas yang
mereka sangat mungkin
lakukan, yakni untuk berperang.
Orang
mendambakan kekuatan jasmani.
Lama kelamaan, kehidupan
semakin berkembang. Orang tidak saja bekerja mengandalkan tenaga, namun
secara gradual mulai memberi pengakuan terhadap
kemampuan berpikir/kepandaian melebihi kemampuan jasmani. Mereka mulai bisa membuktikan,
bahwa betapapun kuatnya tenaga manusia,
namun akhirnya mereka
dikalahkan oleh kepandaian
akal. Akal manusia merupakan
satu kekuatan dari
dalam diri manusia
yang amat dahsyat. Dengan perkembangan
manusia, timbul pula
kekuatan budi daya
manusia, yang sifatnya lebih
lembut dari hal-hal
yang bersifat fisik,
hal mana kemudian berkembang menjadi
“budaya”. Perkembangan tersebut
kian lama kian meningkat dan
manusiapun akhirnya berubah
dalam tata kehidupannya
dari pola hidup nomaden menjadi tata hidup
petani yang cenderung menetap dengan membangun sarana kebutuhan
hidup mereka dalam
menghadapi lingkungan.
Pada waktu
itu agama telah mempunyai
bentuk seperti timbulnya
agama-agama Mesir kuno, Yunani (di belahan dunia Eropa); sedang
di Asia mulai berkembang Agama Hindu. Tiap agama
tentunya membawa pengaruh
yang amat besar
pada kehidupan manusia.
Keterikatan manusia dan mulainya man usia memilih agama adalah karena manusia mempunyai
keinginan dan pengetahuan
di samping pengalamannyamenyebabkan mereka mampu
menentukan sikap hidupnya. Di dalam menentukan sikap hidup itu, manusia menetukan apa yang menjadi pilihan
hidupnya. Penentuan tersebut didasarkan
pada nilai-nilai tentang apa yang
menjadi tujuan hidup mereka.
Pertimbangan tata
nilai yang ikut
menentukan sikapnya terutama
dilihat dari segi baik atau buruk, bermanfaat atau tidak, benar atau salah, patut atau tidak, etis
atautidak, berguna atau tidak, dan sebagainya. Semua ini menjadi faktor yang
mendasari penalaran/pertimbangan
tersebut. Dengan mulai munculnya
agama-agama baru di dunia ini,
maka tata nilai
yang hidup sejak
dulu, mulai direkam
kembali dan diabadikan dengan
model budaya terbaru yang dicapai oleh umat manusia hal mana dikenal
sebagai ajaran Agama Hindu
yang dalam bahasan teknisnya disebut ajaran dharma.
Referensi
1.
Bahan Ajar Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk
Perguruan Tinggi, 2016.
Komentar
Posting Komentar