S |
ebagai sebuah kita kitab suci dan sumber hukum
agama Hindu, dapat kita pahami bahwa
Veda mengandung dua ajaran pokok,
yaitu: Dharma (kebajikan,
hukum, agama dan sejenisnya)
dan Brahman (ajaran
tentang teologi, tentang
ketuhanan, dewa-dewa dan proses terjadinya alam semesta) yang semuanya itu menyangkut perilaku umat manusia
secara universal, seperti ajaran etika (moralitas) di antaranya pengorbanan,
keikhlasan (Yajña) dan kebenaran (Satya).
Disamping keempat Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva), terdapat pula kitab-kitab Itihasa (Ramayana
dan Mahabharata) dan
Purana. Veda memiliki
pula Upanisad, kitab yang
memuat uraian filosofis
tentang Tuhan. Ringkasan
seluruh Upanisad adalah
Vedanta-Sutra. Jadi bagian-bagian Veda adalah:
1. Keempat Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Veda),
2. Itihasa (Ramayana dan Mahabharata),
3. ke 18 Purana, dan
4. 108 Upanisad beserta ringkasannya yaitu
Vedanta-Sutra.
Tetapi para
sarjana hanya mengakui
keempat Veda (Catur-Veda:
Rg, Yajur, Sama dan
Atharva-Veda) sebagai pustaka Veda.
Mereka menganggap Itihasa dan Purana sebagai
kumpulan dongeng belaka
dan Upanisad sebagai
karya filosofis manusia biasa. Pendapat para sarjana duniawi
ini telah menyebabkan para penganut ajaran rohani non Vedik berpikir keliru
tentang ajaran Veda itu sendiri.
Ada
tiga sumber pengetahuan Veda yang disebut prasthana-traya. Ketiga sumber ini dapat
diringkas sebagai berikut. Hubungan
ketiga sumber ini
yaitu Smrti adalah
penjelasan Sruti dan
Nyaya. Maksudnya, untuk bisa
mengerti Sruti dan
Nyaya, seseorang harus
ingat uraian Smrti.
Dalam
Vayu-Purana 1.20 dikatakan, “Itihasa puranabhyam veda samupa-brmhayet
bibhetyalpasrutad vedo mamayam
prahisyati, Veda hendaklah
dipelajari melalui kitab-kitab Itihasa
dan Purana. Pustaka
Veda takut bila
ia dipelajari oleh
orang bodoh karena ia merasa sakit seperti dipukul-pukul oleh orang
bodoh itu”. Aturan mempelajari Veda-Sruti berdasarkan Veda-Smrti
tercantum pula dalam Manu-Smrti,
Mahabharata
(Adi-Parva 1.267) dan di bagian-bagian lain pustaka Veda. Untuk mempelajari
dan mempraktekkan ajaran
Veda dalam kehidupan
sehari-hari tersedia Vedanga yang terdiri dari enam cabang pengetahuan
Veda yaitu:
1. Siksa,
ilmu mengucapkan mantra-mantra Veda.
2. Vyakarana,
ilmu tata-bahasa (sansekerta).
3. Nirukti,
kamus Veda.
4. Canda,
lagu/irama/tembang membaca sloka-sloka.
5. Jyotisha, ilmu
Astronomi untuk menentukan
hari baik melaksanakan
ritual
(yajna),
dan
6. Kalpa,
pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari.
Sebagai kitab
suci agama Hindu,
maka ajaran Veda diyakini dan
dipedomani oleh umat Hindu
sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari ataupun untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Veda
dinyatakan sebagai kitab
suci karena sifat
isinya dan yang menurunkannya pun
adalah Tuhan yang
diyakini Maha Suci.
Apapun yang diturunkan sebagai
ajaran oleh Tuhan
kepada umat manusia
kesemuanya itu merupakan
ajaran suci. Lebih-lebih
isinya dapat dijadikan
pedoman bimbingan tentang
bagaimana hidup yang suci harus dijalankan.
Sebagai kitab
suci, Veda adalah
sumber ajaran agama
Hindu sebab dari
Vedalah mengalir ajaran yang
merupakan kebenaran agama Hindu.
Ajaran Veda dikutip kembali dan
memberikan vitalitas terhadap
kitab-kitab susastra Hindu
pada masa berikutnya. Dari
kitab Veda(Sruti) mengalirlah ajarannya
dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana dan
Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.
Veda mengandung
ajaran yang memberikan
keselamatan di Dunia
ini dan mengantar kita pada
pemahaman akan kebebasan yang sejati yakni moksha. Ajaran Veda tidak terbatas
hanya sebagai tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Veda
menuntun hidup manusia
sejak lahir hingga akhir
menutup mata. Segala
tuntunan hidup ditunjukkan
kepada kita oleh ajaran Veda.
Umat Hindu
yakin bahwa kitab
sucinya itu merupakan
wahyu atau sabda
Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Sruti yang artinya yang didengar (revealed teachings).Veda sebagai
himpunan sabda atau
wahyu berasal dari
Apauruseya (yang artinya bukan dari Purusha atau manusia),
sebab para rsi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrumen (sarana) dari
Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya.
Veda
adalah sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi. Swami Dayananda pun menambahkan:
Rgveda, Yajurveda,
Samaveda dan Atharvaveda berasal
dan merupakan sabda-Nya, Tuhan
Yang Maha Agung dan
Sempurna, Para Brahman yang memiliki kekuasaan yang
menjadikan diri-Nya sendiri, penuh kesadaran, supra empiris, dan
sumber kebahagiaan dan
Veda merupakan sabda-Nya
yang bersifat abadi.
Referensi:
Bahan
Ajar Pendidikan Agama Hindu Tahun 2016
Komentar
Posting Komentar