Langsung ke konten utama

Catur Guru (Guru Pengajian)







Guru Pengajian
(Wayan Tantre Awiyane)
Om Swastyastu
Om Anobadrah Krtawyantu wiswatah
Kepada yang telah disucikan pinandita lanang istri
Kepada yang terhormat para guru yang hadir pada
kesempatan ini
Kepada yang saya hormati dan saya banggakan adik-adik
dari sekolah Yasporbi 1 yang berbahagia.
Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan
kepada saya; 
Wayan Tantre Awiyane, Penyuluh Agama Hindu NON PNS.
Pada kesempatan  ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah  kita dapat melaksanakan kegiatan ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma kali ini berjudul  “Guru Pengajian”.
Adik-adik yang berbahagia
Fenomena siswa yang kurang menghormati gurunya sejak beberapa tahun terakhir membuat resah para guru, masyarakat di lingkungan sekolah dan juga para orang tua. Bagaimana tidak, guru yang seharusnya menjadi contoh dan sebagai orang tua kedua di sekolah justru menjadi bahan olok-olok bahkan dimaki-maki oleh siswa. Belum lagi kita menyaksikan di media tv, youtube, media cetak, terjadinya kasus penganiayaan terhadap guru di sejumlah daerah mengundang keprihatinan banyak pihak. Beraneka ragam macam perlakuan buruk yang diterima guru itu mencoreng dunia pendidikan Indonesia. 
Dengan adanya teknologi yang keren dan juga internet, siswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya sehingga memiliki wawasan yang luas dan berpengetahuan tinggi, itu adalah dampak positifnya sedangkan dampak negatifnya adalah siswa lebih banyak memegang HP di tangan dari pada buku. Padahal mereka tidak menyadari terlalu sering main game HP online bisa berakibat sangat berbahaya bagi perkembangan pola pikir mereka. Mereka lebih terpana, terpesona, tersedot perhatiannya pada game-game baru seperti Mobile Legend, Free Fire, Minecraft, Game Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) dan mobile yang lebih menarik dan menantang dari pada membahas pelajaran.
Adik-adik yang cerdas
Melalui ilustrasi tersebut ada 2 hal yang patut kita pahami kembali yaitu;
1. Bagaimana agar kita menjadi siswa yang rajin dan berprestasi?
2. Bagaimana contoh cerita dalam Hindu terkait dengan siswa yang rajin dan berprestasi?
Agar kita menjadi siswa yang rajin dan berprestasi kita harus mengetahui ajaran Catur Guru, apa itu yang dimaksud dengan Catur Guru?. Catur Guru adalah empat guru yang patut dihormati. Bagian-bagiannya ialah Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian dan Guru Wisesa, penjelasanya yaitu; 
a.   Guru Swadyaya adalah Guru dari seluruh jagat raya atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai sang pencipta. Kita berbhakti kepada Sang Hyang Widhi dengan cara melaksanakan persembahyangan dan berdoa sebelum memulai dan setelah melaksanakan suatu kegiatan belajar. Bila kita ingin sukses dalam belajar maka kita harus berbhakti kepada Guru Swadyaya.
b.      Guru Rupaka adalah kedua orang tua yang telah melahirkan dan merawat kita sampai saat ini, Cara kita berbhakti kepada beliau ialah dengan mengikuti nasihat dari kedua orang tua, membantu meringankan pekerjaan dirumah sesuai dengan kemampuan. Bila kita ingin berhasil dalam setiap usaha maka kita patut berbhakti kepada kedua orang tua, karena kedua orang tua adalah dewa yang ada di dunia ini atau disebut dengan Maitria dewa bhawa, paitria dewa bhawa. 
c.      Guru Pengajian adalah orang tua kita saat berada disekolah, yang mendidik dan memberikan kita pengetahuan dari berbagai macam pelajaran. Cara kita berbhakti dengan guru pengajian adalah dengan cara menghormati guru, mendengarkan saat guru sedang berbicara, berprilaku sopan santun seperti tidak berbicara keras pada guru, kemudian mengikuti arahan serta nasehat dari guru kita. Karena semua yang guru lakukan pada kita adalah demi kebaikan kita, demi masa depan kita yang cerah oleh karena itu kita harus mampu berbhakti pada guru pengajian. 
d.     Guru Wisesa adalah para pegawai atau aparatur negara, pemerintah yang memberikan kita pelayanan seperti pelayanan kesehatan, pelayanan transportasi, dan kebutuhan lainya. Agar kita dapat pelayanan dari pemerintah maka kita harus berbhakti, cara kita berbakti yaitu membayar pajak, mentaati peraturan UUD 1945, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Adik-adik yang penuh bakti
Salah satu kisah dalam Mahabharata yakni pada bagian Adhi Parwa yang menceritakan tentang kisah pendidikan. Bhagawan domya adalah seorang guru yang memiliki tiga siswa yang bernama Arunika, Utamanyu dan Weda. Ketiga murid tersebut mendapatkan pendidikan dengan cara
yang berbeda yaitu Arunika didik untuk bertani, menanam padi disawah. Ujian yang diterima arunika adalah banjir yang menyebabkan pematang sawahnya selalu runtuh tergerus air sehingga ia merebahkan tubuhnya agar air tidak masuk dan merusak tanaman padinya. Melihat hal tersebut Bhagawan Domya sangat senang dan menganugerahkan Aruna kesaktian atas bhaktinya kepada guru.
Kemudian Utamanyu, ia diberi pendidikan dengan mengembala sapi. Ia melalui banyak tantangan seperti tidak boleh meminum air susu sapi, hingga ia terpaksa meminum buat yang memiliki getah, getah dari buah yang dimakan mengenai mata hingga membuat matanya buta, lalu ia berjalan dan terjatuh ke dalam sumur tua. Bhagawan Domya mencari utamanyu lalu setelah mendengar semua penjelasan dari sang murid Bhagawan Domya memberikan anugerah kesaktian atas bhakti yang utamanyu lakukan pada guru.
Yang terakhir adalah Weda, weda diberi pendidikan menjadi juru masak atau chef, Weda diuji dengan melihat hidangan makanan yang lezat yang ia masak sendiri. Karena weda melakukan tugas dan kewajiban dengan baik maka Bhagawan Domya memberikan anugerah kesaktian atas bhakti Weda kepada Guru.
Anak-anak yang berbahagia
Rasa bhakti dalam Catur Guru ini menegaskan penting dan agungnya peran dan fungsi guru dalam perjalanan pendidikan seseorang. Keberhasilan  pendidikan seseorang sangat ditentukan oleh guru. Disamping kekuasaan Tuhan sebagai guru swadyaya kualitas guru wisesa, guru pengajian, dan guru rupaka yang kemudian disebut dengan tri guru sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
seseorang.
Mari kita menghormati dan bhakti kepada Catur Guru baik itu kepada Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian maupun Guru Wisesa. Karena dengan pengetahuan dari Guru tersebut kita dapat memperbaiki kualitas hidup kita sebagai manusia. Mari kita bersama-sama membaca mantram Guru Puja;
Om Gurur Brahma Gurur Visnu,
Gururdeva Mahesvara
Gurur Saksat Parambrahma, Tasmai
Sri Gurave namah
Terjemahanya:  Om Hyang Widhi, hamba memujaMu, dalam wujudMu
sebagai Brahma, Wisnu dan Siwa. Guru Agung Jagat raya, alam semesta dan kepada
para Guru yang menganugerahkan kesejahteraan dan kebahagiaan, hamba memuja Mu.

Mantra ini diucapkan sebagai bentuk terima kasih kepada Guru atas bimbingan yang diberikan kepada Kita. Selain sebagai ungkapan rasa syukur Mantram Guru Puja dapat juga diucapkan sebelum belajar agar Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai gurunya alam semesta memberikan bimbingan kepada Kita.
­­Semoga adik-adik semua selalu diberikan kesehatan, semangat serta kecerdasan agar tumbuh dan berkembang menjadi generasi Hindu yang membanggakan dan menginspirasi.
Terimakasih
Om Santih, Santih, Santih Om


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba