Langsung ke konten utama

Tri Parartha (Wayan Tantre Awiyane)

Image result for tri parartha


Om Swastyastu
Om Anobadrah Krtawyantu wiswatah
Kepada yang telah disucikan pinandita lanang istri
Kepada yang terhormat para tokoh yang hadir pada kesempatan ini
Kepada yang saya hormati dan saya banggakan umat sedharma yang berbahagia.
Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan  ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita  senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah  kita dapat berkumpul bersama-sama di pura Aditya Jaya Rawamangun yang suci ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma ini berjudul  “Tri Pararta”
Image result for tri parartha
Umat sedharma yang berbahagia
Dewasa ini kita dikejutkan dengan adanya berita pengeroyokan 12 orang siswa Sma terhadap seorang siswi Smp di Pontianak daerah Kalimantan. Ini adalah salah satu bentuk dari Bully, yang mana dapat membuat korban menjadi trauma bahkan dan tentunya tindakan seperti ini tidak dibenarkan bagi Agama maupun Negara. Dari pengalaman tersebut dapat kita pahami bahwa sebagai manusia Hindu kita patut senantiasa menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan diri kita yakni perilaku Bulli.
Mengacu pada fenomena tersebut ada dua hal yang akan saya sampaikan yakni;
1.         Bagaimana pandangan Hindu tentang Bully?
2.         Bagaimana cara agar terhindar dari perilaku Bully?
Umat sedharma yang berbahagia
Hindu memandang perilaku yang menyakiti orang lain itu adalah salah satu tindakan Himsa, atau menyakiti orang lain.

Umat sedharma yang penuh kasih
Ajaran Tri Parartha itu sudah sepatutnya dipahami dan diaktualisasikan oleh umat Hindu, dengan demikian kesempurnaan hidup ini akan menjadi kenyataan. Sebagaimana dijelaskan dalam sloka suci (Menawa Dharmasastra,V.109) berikut ini:
Abdhir gatrani cudhayanti,
manah satyena cudhayanti,
widyatapobhyam bhratatma,
buddhir jnanena cudhayanti
(Sudharta. 2004:250).

Terjemahan :
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersikan dengan kejujuran, roh dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.

Selain mengamalkan ajaran tattwam asi, catur paramitha dan Tri Parartha, umat juga patut memahami dan mengamalkan ajaran ethika yang lainya. Dengan demikian hidup ini akan menjadi lebih bermanfaat di masyarakat.
Asih, Punia, dan Bhakti merupakan ajaran agama Hindu yang patut dihayati dan diamalkan dalam kehidupan agar tetap tegaknya dharma. Tri Parartha adalah ajaran agama Hindu untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hidup saling mengasihi di antara kita merupakan perilaku umat manusia utama yang dapat mengantarkan tercapainya kebahagiaan yang abadi (moksa).

Umat sedharma yang bijaksana
Hindu memberikan kita pedoman yang jelas dalam menapaki kehidupan ini, dengan memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan ini, kita untuk senantiasa Asih, Punia Lan Bhakti dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, Mari umat sedharma sekalian, mulai saat ini dan seterusnya kita menjaga keharmonisan kehidupan kita untuk selalu perduli dan menjaga satu sama lain. Asthungkare Hyang Widhi Senantiasa menganugerahkan kita semua dengan Cinta Kasinya.
Terimakasih, saya tutup pesan dharma ini dengan menghaturkan paramasantih
Om Santih, Santih, Santih, Om


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba