Langsung ke konten utama

Radikalisme (Wayan Tantre Awiyane)


Image result for radikalisme dalam pandangan hindu
Om Swastyastu
Kepada yang telah disucikan Pinandita Lanang Istri
Kepada yang Terhormat Para Tokoh Yang Hadir Pada Kesempatan Ini
Kepada yang Saya Hormati dan Saya Banggakan Umat Sedharma yang berbahagia.
Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan  ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita  senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah  kita dapat berkumpul bersama-sama di tempat ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma ini berjudul  “Radikalisme”

Umat Sedharma yang berbahagia
Radikalisme merupakan gerakan dari kelompok-kelompok tertentu untuk mengganti Pancasila, NKRI serta menolak Bhineka Tunggal Ika. Kelompok radikal ini tidak segan melakukan tindakan yang bersifat diskriminatif dengan cara-cara kekerasan. Agama merupakan sendi yang suci bagi kehidupan. Agama sangat diperlukan untuk membimbing umat manusia guna menemukan jalan kehidupan yang benar. Dengan menghayati ajaran agamanya secara benar maka manusia atau komunitas umat dapat meningkatkan spiritualitas, etika, dan moralitasnya yang sangat berguna bagi upaya mencapai kesejahteraan lahir dan batin (moksartham jagadhitaya).

Umat sedharma yang berbahagia 
Kondisi saat ini merupakan masih dalam perkembangan kelompok radikal yang mulai muncul di Indonesia tahun 1983, ternyata berkembang pesat dan jumlahnya mencapai 11 juta pada tahun 2011. Kemudian 2016 jumlahnya mencapai 20 juta. Pertengahan tahun 2018, 39% mahasiswa perguruan tinggi favorit sudah terpapar paham radikalisme. Mereka melakukan berbagai gerakan untuk mengganti Pancasila dan NKRI tercatat sebanyak 370 kegiatan dalam berbagai bentuk di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam ajaran Hindu adalah Menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang bersifat universal seperti: Etika hidup, Moralitas, Mewujudkan kesejahteraan dunia (Jagadhita), Pembebasan jiwa dari belenggu maya (Duniawi) Untuk mencapai kedamaian abadi (Moksa).
Tat Tvam Asi “Itu, yang merupakan esensi halus seluruh alam ini adalah dirinya sendiri, itulah kebenaran, itulah Atman, Itu adalah Engkau…” Bahwa setiap manusia adalah saudara dari manusia lainnya dan teman dari insan ciptaan-Nya. (Chandogya Upanisad IV.8.7)
Sesanti Tat Tvam Asi ini menjadi landasan etika dan moral bagi umat Hindu di dalam menjalani hidupnya sehingga ia dapat melaksanakan kewajibannya di dunia ini dengan harmonis. Berpedoman pada filsafat Tat Tvam Asi umat Hindu wajib mengamalkan ajaran agamanya secara inklusif menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ada enam dasar utama dalam kehidupan beragama Seperti: Satyam (Kebenaran), Dharma (Kebijakan), Seva (Pelayanan), Santih (Kedamaian), Ahimsa (Tanpa kekerasan), Prema (Cinta-kasih). Dalam kitab suci Veda ditetapkan ditekankan bahwa setiap manusia hendaknya sadar bahwa tuhan adalah sumber kebenaran, kesadaran dan kebahagiaan (sat citt anandam Brahman) yang mengisi spirit kehidupan kepada semua makhluk. Hukum suci-nya adalah kebajikan (dharma) yang mengendalikan semua ciptaan, apa yang ada diisi dan dikendalikan oleh tuhan (Isvasyam idam sarvam).
Image result for gambar radikalisme

Umat Sedharma yang berbahagia
Didalam sastra Weda dijelaskan bahwa:  “Wahai manusia, Aku telah memberimu sifat ketulusikhalasan dan mentalitas yang sama, serta perasaan berkawan tanpa kebencian; seperti halnya induk sapi mencintai anaknya yang baru lahir, demikianlah seharusnya engkau mencintai sesamamu”. (Atharva Veda III.30.1)
Hendaknya jangan seorang pun melanggar Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Raja/ Pemerintah, baik karena menguntungkan seseorang maupun merugikan pihak yang tidak menghendaki” (Veda Smrti VII.13)
Oleh karena itu, setiap orang harus melakukan pelayanan dengan hati penuh kedamaian, menghindari tindakan kekerasan dangan menggembangkan cinta-kasih dan saling menyayangi. Imanensi Brahman Yang Esa dalam ciptaan-nya akan menjadi saksi abadi yang bebas dari sifat segala ciptaan-nya itu (saksi cetta kevalo nirgunasca).
Dengan demikian ada upaya yang dapat kita dilakukan dalam menangani radikalisme Memulai menanamkan dan menghidupkan kembali pendidikan moral Pancasila untuk membangun karakter bangsa yang mengedepankan kejujuran sebagai karakter yang sangat penting. Seperti yang di katakan Bung Karno bahwa muara pendidikan adalah pembangunan karakter (nation and carakter building).
Ajaran Catur Guru merupakan pondasi yang bisa memberikan kontibusi untuk ikut menjaga NKRI dari upaya-upaya radikal yang ingin mengganti Pancasila dan sistem pemerintahan NKRI, Dengan Catur Guru pertama-tama kita umat Hindu dengan yakin sepenuh-penuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa akan menjaga keutuhan NKRI ini bila kita mendukung pemerintah  (Guru Wisesa) yang berdasarkan Pancasila dan NKRI. Tidak kalah pentingnya memperhatikan pendidikan (Guru Pengajian), pendidikan yang memang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan NKRI. Sementara dengan orang tua (Guru Rupaka) sangan penting untuk menekankan agar para orang tua mendidik putra-putrinya agar terbentuk karakter yang menomorsatukan kejujuran dan keberanian.
Demikianlah pesan dharma ini, saya tutup dengan menghaturkan puja paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih Om

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba