Langsung ke konten utama

GENDER MENURUT AGAMA HINDU (Wayan Tantre Awiyane)



Image result for ardhanareswari


Om Swastyastu
Kepada yang telah disucikan Pinandita Lanang Istri
Kepada yang Terhormat Para Tokoh Yang Hadir Pada Kesempatan Ini
Kepada yang Saya Hormati dan Saya Banggakan Umat Sedharma yang berbahagia.
Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan  ini saya akan menyampaikan pesan dharma, semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita  senantiasa menghaturkan puja Asthungkare kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta waranugraha beliaulah  kita dapat berkumpul bersama-sama di tempat ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma ini berjudul  “Gender Dalam Hindu Gender Menurut Agama Hindu”

Umat sedharma yang berbahagia
Pemaknaan atas status gender sebagai laki-laki dan wanita, sungguh-sungguh menumbuhkan polemik  di berbagai lapisan masyarakat. Persoalan gender mengemuka sebagai perwujudan dari ketimpangan dari rasa keadilan sosial  yang berakibat buruk. Dalam kehidupan sosial kita dewasa ini, begitu banyak bermunculan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah Gender. Misalnya didalam sebuah rumah tangga wanita banyak menjadi korban dari KDRT. Jika mengacu pada moral agama maka kejadian tersebut tidak dibenarkan, karena negara juga memberikan perlindungan melalui Undang-undang yang berbicara tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Umat sedharma yang berbahagia
Ketidak setaraan gender disebabkan oleh adanya stigma yang dibangun oleh masyarakat bahwa wanita merupakan kaum yang lemah, yang tidak memiliki keampuan untuk menjadi seorang pemimpin dan lain sebagainya. Hal iniah yang menjadi dasar adanya ketidak setaraan gender dalam kehidupan ini.

Umat sedharma yang berbahagia
            Di dalam ajaran agama Hindu yang berdasarkan Sastra Weda, Jelas ditekankan bahwa gender itu setara karena dilihat dari fungsinya sebagai orang tua laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab yang sama-sama besar dalam hal membina keluarga yang sukinah dan mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga sebagai anak yang suputra yang nantinya akan menerangi jalan para leluhur.
            Peran Seorang laki-laki dan perempuan dijelaskan dalam ajaran agama Hindu tentang keutamaan wanita dapat kita jumpai dalam Kitab Suci Weda, yang menyatakan:
“Wahai wanita, engkau adalah perintis, cemerlang, mantap, pendukung, yang memberi makan dan aturan-aturan seperti bumi. Kami memiliki engkau dalam keluarga untuk usia panjang, kecemerlangan, kemakmuran/kesuburan pertanian dan kesejahteraan”.(Yajur Veda XIV.21).

              Selanjutnya menurut smrti pria dinyatakan sebagai benih (bibit), terjadinya jazad badaniah yang hidup terjadi karena hubungan antara tanah dengan benih (bibit)”. Sementara wanita diumpamakan sebagai bumi (tanah) dan laki-laki (pria) disamakan dengan bibit. Antara bumi atau tanah dengan bibit mempunyai kedudukan dan peranan yang sama untuk menentukan segala kehidupan. Melalui pertemuan antara benih dengan bumi mengakibatkan adanya kelahiran dan kehidupan.
              Sloka diatas memberikan penegasan kebenaran atas idealisme tentang keutamaan wanita ini seharusnya menjadi landasan perjuangan bagi kaum wanita dewasa ini untuk menumbuh kembangkan kemuliaannya ditengah-tengah masyarakat yang beradab. Dalam peradaban veda semua wanita dihormati sebagai ibu yang memiliki sifat-sifat kedewasaan. Karena kemuliaan seorang ibu memiliki kualifikasi kasih sayang yang memungkinkan ia mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
              Berdasarkan dari uraian diatas, maka peran dan tanggung jawab wanita yang patut ditumbuh kembangkan adalah sebagai perintis (pelopor), yang berkepribadian cemerlang, pembimbing yang penuh kasih sayang dalam keluarga, pendidik yang berkualifikasi sarjana guna mencetak generasi yang cakap dan berkepribadian yang luhur dan bahkan sebagai generasi penerus bangsa yang akan membawa kemajuan untuk negeri ini. 
              Dengan demikian mari kita teladani bersama bahwa peran status dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan adalah setara dan berkeadilan. Tetapi kenyataan dalam praktek kehidupan sehari-hari masih banyak kasus yang menempatkan peran status dan tanggung jawab perempuan tidak setara dan tidak adil. Hal ini terbukti bahwa tidak jarang terjadi kasus eksploitasi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu diatas penderitaan perempuan.
Demikianlah pesan dharma ini, saya tutup dengan menghaturkan puja paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih Om

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam...

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan...

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka...