
Om
Swastyastu
Kepada yang telah disucikan
Pinandita Lanang Istri
Kepada yang Terhormat Para Tokoh
Yang Hadir Pada Kesempatan Ini
Kepada yang Saya Hormati dan Saya
Banggakan Umat Sedharma yang berbahagia.
Terimakasih
atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pesan dharma,
semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi
kita semua.
Pertama-tama
marilah kita senantiasa menghaturkan
puja Asthungkare kita kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta
waranugraha beliaulah kita dapat
berkumpul bersama-sama di tempat ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta
tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan
puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang
telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma
ini berjudul “Gender Dalam Hindu Gender
Menurut Agama Hindu”
Umat sedharma yang berbahagia
Pemaknaan
atas status gender sebagai laki-laki dan wanita, sungguh-sungguh menumbuhkan
polemik di berbagai lapisan masyarakat.
Persoalan gender mengemuka sebagai perwujudan dari ketimpangan dari rasa
keadilan sosial yang berakibat buruk. Dalam
kehidupan sosial kita dewasa ini, begitu banyak bermunculan persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan masalah Gender. Misalnya didalam sebuah rumah tangga
wanita banyak menjadi korban dari KDRT. Jika mengacu pada moral agama maka
kejadian tersebut tidak dibenarkan, karena negara juga memberikan perlindungan
melalui Undang-undang yang berbicara tentang kekerasan dalam rumah tangga.
Umat sedharma yang berbahagia
Ketidak
setaraan gender disebabkan oleh adanya stigma yang dibangun oleh masyarakat
bahwa wanita merupakan kaum yang lemah, yang tidak memiliki keampuan untuk
menjadi seorang pemimpin dan lain sebagainya. Hal iniah yang menjadi dasar
adanya ketidak setaraan gender dalam kehidupan ini.
Umat
sedharma yang berbahagia
Di dalam ajaran agama Hindu yang
berdasarkan Sastra Weda, Jelas ditekankan bahwa gender itu setara karena
dilihat dari fungsinya sebagai orang tua laki-laki maupun perempuan memiliki
tanggung jawab yang sama-sama besar dalam hal membina keluarga yang sukinah dan mendidik anak-anaknya agar
menjadi anak yang berguna bagi keluarga sebagai anak yang suputra yang nantinya akan menerangi jalan para leluhur.
Peran Seorang laki-laki dan
perempuan dijelaskan dalam ajaran agama Hindu tentang keutamaan
wanita dapat kita jumpai dalam Kitab Suci Weda, yang menyatakan:
“Wahai wanita,
engkau adalah perintis, cemerlang, mantap, pendukung, yang memberi makan dan
aturan-aturan seperti bumi. Kami memiliki engkau dalam keluarga untuk usia
panjang, kecemerlangan, kemakmuran/kesuburan pertanian dan
kesejahteraan”.(Yajur Veda XIV.21).
Selanjutnya menurut smrti pria
dinyatakan sebagai benih (bibit), terjadinya jazad badaniah yang hidup terjadi
karena hubungan antara tanah dengan benih (bibit)”. Sementara wanita
diumpamakan sebagai bumi (tanah) dan laki-laki (pria) disamakan dengan bibit.
Antara bumi atau tanah dengan bibit mempunyai kedudukan dan peranan yang sama
untuk menentukan segala kehidupan. Melalui pertemuan antara benih dengan bumi mengakibatkan
adanya kelahiran dan kehidupan.
Sloka diatas memberikan penegasan
kebenaran atas idealisme tentang keutamaan wanita ini seharusnya menjadi
landasan perjuangan bagi kaum wanita dewasa ini untuk menumbuh kembangkan
kemuliaannya ditengah-tengah masyarakat yang beradab. Dalam peradaban veda
semua wanita dihormati sebagai ibu yang memiliki sifat-sifat kedewasaan. Karena
kemuliaan seorang ibu memiliki kualifikasi kasih sayang yang memungkinkan ia
mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
Berdasarkan dari uraian diatas,
maka peran dan tanggung jawab wanita yang patut ditumbuh kembangkan adalah
sebagai perintis (pelopor), yang berkepribadian cemerlang, pembimbing yang
penuh kasih sayang dalam keluarga, pendidik yang berkualifikasi sarjana guna
mencetak generasi yang cakap dan berkepribadian yang luhur dan bahkan sebagai
generasi penerus bangsa yang akan membawa kemajuan untuk negeri ini.
Dengan demikian mari kita
teladani bersama bahwa peran status dan tanggungjawab antara laki-laki dan
perempuan adalah setara dan berkeadilan. Tetapi kenyataan dalam praktek
kehidupan sehari-hari masih banyak kasus yang menempatkan peran status dan
tanggung jawab perempuan tidak setara dan tidak adil. Hal ini terbukti bahwa
tidak jarang terjadi kasus eksploitasi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan
yang menguntungkan pihak-pihak tertentu diatas penderitaan perempuan.
Demikianlah pesan
dharma ini, saya tutup dengan menghaturkan puja paramasantih.
Om Santih, Santih,
Santih Om
Komentar
Posting Komentar