ASN dan Nilai-nilai Dharma Negara dalam Hindu

Gambar
        ASN adalah salah suatu pekerjaan yang didambakan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tak terkecuali generasi muda Hindu yang turut berpartisipasi dalam mengabdi pada bangsa dan negara. Sehingga perlu untuk melampirkan tulisan ini sebagai bentuk syukur atas waranugraha dan kesempatan yang baik dalam melaksanakan karma dan bhakti sebagai manusia.        Dalam pandangan Hindu, konsep Dharma tidak hanya mencakup aspek spiritual, tetapi juga memandang kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan administrasi negara. Dharma Negara, atau tata pemerintahan yang diatur oleh prinsip-prinsip moral dan etika, menjadi landasan bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Bagaimana pandangan Hindu menggambarkan ideal ASN sebagai penerapan nilai-nilai Dharma Negara?  (Dokumen Pribadi)           Dalam tradisi Hindu, Dharma mengacu pada kewajiban moral dan etika yang mengatur perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan. Dharma juga mencakup konsep tata tertib dan

Vanaprastha (catur warna)

Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan ini pasti ada tingkatannya, tingkatan yang ke tiga yaitu Vanaprastha (masa lepepaskan ikatan keduniawian). Oleh karena itu setelah  selesai menunaikan tugas sebagai grhasthin, hidup berumah tangga, karena usia tua dan anak-anak telah dewasa (tidak tergantung lagi kepada kedua orang tuanya), pasangan suami dan istri hendaknya memasuki masa vanaprastha, masa melepaskan ikatan keduaniawian.

Seorang vanaprasthin seperti pertapa melakujan perbuatan mulia seperti sarjama yang bijak (bijak), bersahabat, berbicara manis dan menyenangkan, melakukan berbagai sadhana, latihan kerohanian dab berbagai bentuk vrata (pengekangan diri) seperti monabrara (mengakang diri untuk waktu tertentu tidak berbicara) dan sebagainya.

Pertapa melakukan Monabrata

Un-madita mauneyena
vetan a tasthima vayam

Rg Veda X. 136. 3

Artinya
Kami berbahagia luar biasa, dengan melaksanakan Monabrata (diam/penyepian diri) dan sekarang kami telah menjadi ringan bagaikan angin.

Ulasan
Bahwa dalam hidup ini pasti sudah ada yang mengaturnya sehingga umat manusia tinggal memilih mana yang akan dijalaninya. Oleh karena itu dalam menjalani hidup ini justru yang kurang paham harus ngapain dulu dan sebagainya.

Dengan telah berakhirnya masa grhastha dimana kewajiban terhadap putra-putrinya sudah habis maka harus sedikit demi sedikit melepaskan ikatan duniawi yang masih ada. Karena kewajiban untuk putra-putrinya telah semua berumah tangga sehingga kewajibannya sudah tidak ada lagi maka masa berikutnya yaitu menuju masa Vanaprastha.

Vanaprastha merupakan masa dimana kita sudah harus meninggalkan ikatan-ikatan keduniawian untuk sering mendekatkan diri pada Hyang Widhi, karena masa ini disebut sebagai masa persiapan sebelum betul-betul meninggalkan ikatan keduniawian yang sebetulnya.

Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah Prov Banten.
Semoga bermanfaat, terimakasih telah mengunjungi blog ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stah Dharma Nusantara Jakarta Melaksanakan Kegiatan Pembinaan Pasraman

Kegiatan KKG dan MGMP di DKI Jakarta

Sejarah Singkat Desa Balinuraga, Kec. Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan.