Langsung ke konten utama

“Earth Hour” merupakan tindakan nyata yang tidak asing lagi kita dengar sebagai bentuk keperdulian terhadap Bumi tempat kita tinggal. Pemanasan global  sudah menjadi permasalah dunia di abad 21 ini, ditandai dengan  perubahan suhu bumi yang semakin meningkat telah dirasakan oleh masyarakat dunia, inipun berakibat pada kelangsungan hidup makluk hidup di Bumi, masalah pemaanasan global mengacu pada akumulasi gas atmosfer bumi. Asap ini membentuk lapisan antara Matahari dan Bumi, menciptakan apa yang dikenal dengan efek rumah kaca.
Koordinator kampanye bidang iklim dan energi World Wildlife Fund (WWF) mengatakan “Indonesia mulai merasakan dampaknya, dampak dari pemanasan global itu diantaranya terjadi perubahan musim dimana musim kemarau lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan , selain itu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna dan memicu meningkatnya penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah”

Pemanasan global merupakan dampak dari kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan penggunaan listrik berlebihan dimana tidak dibarengi dengann pelestarian lingkungan justru malah melakukan perusakan dimana-mana, hutan yang berfungsi sebgaian paru-paru dunia karena mampu membantu mengurangi pencemaran udara dan mnyaring udara menjadi udara bersih untuk kita malah banyak ditebang habitat fauna pun terancam punah karena rumah mereka telah di babat abis untuk lahan industri atau permukiman, hutan semakin gundul tak ada tempat resapan hujan terlebih lagi dampak  dari pemanasan global adalah meningkatkanya intensitas hujan di indonesia.
Intesitas hujan meningkat tak ada tempat resapan air, bencanapun muncul banjir dan longsor sudah siap mengintai belum lagi sungai atau kali di kota-kota besar telah banyak tercemar menjadi pembuangan sampah menghambat aliran air menyebabkan kali meluap, menyebabkan banjir, Bumi semakin tua semakin renta akibat ulah manusia, padahal bumi telah menyediakan sumber penghidupan bagi manusia, disini kami ingin berbuat untuk menjaga keselarasan dan keseimbangannya karena bumi tempat kami hidup sudah menjadi kewajiban kita untuk tetap menjaganya. Karena kecintaan kami kepada bumi maka dari itu kami dari Mahasiswa Prodi Penerangan Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta berniat untuk melaksanakan sebuah kegiatan “EARTH HOUR” yang kami harapkan mampu  memberikan  penghormatan bagi Bumi, adalah salah satu bentuk kecintaan kami kepada bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian dan Launching Rumah Produksi BPH: Tonggak Baru Penyiaran Hindu di Era Digital

 Jakarta, 15 Oktober 2024 – Badan Penyiaran Hindu (BPH) mencatat sejarah baru dengan meresmikan dan meluncurkan Rumah Produksi BPH, sebagai bagian dari upaya mengembangkan media penyiaran yang berlandaskan nilai-nilai agama Hindu. Kegiatan peresmian ini berlangsung khidmat di Jakarta Selatan, dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan pemangku kepentingan umat Hindu. Dokumentasi Acara Peresmian tersebut diawali dengan sambutan dari Dr. I Wayan Kantun Mandara, Ketua BPH dan juga tokoh terkemuka di Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keberadaan rumah produksi ini sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran dharma melalui media yang inovatif. "Rumah Produksi BPH ini akan menjadi pusat bagi kita untuk menciptakan konten yang tidak hanya mendidik tetapi juga mampu menginspirasi umat Hindu dalam menjalankan nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman modern," ujar Dr. I Wayan Kantun Mandara. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sam

Karya Anugerah Mahottama Award 2024

Jakarta, 22 Oktober 2024. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Melaksanakan kegiatan Karya Anugerah Mahottama Award 2024. Dengan menghadirkan seluruh Pembimas di seluruh Indonesia, Para penyuluh Yang terdiri dari PNS, PPPK dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi kita semua, khususnya umat Hindu, untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Saya sangat bangga melihat semangat, kreativitas, dan komitmen yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan tahun ini. Dokumentasi Kegiatan Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelenggarakan acara ini. Keberhasilan acara Karya Anugerah Mahottama Award 2024 adalah hasil dari kerja sama dan sinergi yang luar biasa antara pemerintah, tokoh agama, dan seluruh umat Hindu. Kemudian Sekum Made Widiarta menyampaikan

Materi Tri Guna dalam Diri SMP Kelas VIII Agama Hindu

         (Dokumentasi Penyuluhan di Pura Aditya Jaya rawamangun) Manusia sejak lahir memiliki tiga sifat dasar. Ketiga sifat dasar manusia tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Sifat dasar manusia yang satu dengan yang lain selalu bergejolak untuk saling mengalahkan. Sifat dasar manusia tertuang dalam kitab-kitab suci agama Hindu.  Pustaka suci Bhagavad-gītā , XVIII.40 menyatakan bahwa:  na tad asti prthivyām vā divi devesu vā punah sattvam  prakrti-jair muktam yad ebhih syāt tribhir gunaih. Artinya: Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para deva di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut yang dilahirkan dari alam material. Terjemahan sloka di atas, dapat dijelaskan bahwa, setiap makhluk hidup baik manusia maupun deva tidak ada yang luput dari tri guna. Hal ini disebabkan karena setiap makhluk yang terbentuk oleh unsur material dipengaruhi oleh Tri Guna. Pustaka suci Bhagavad-gītā XVIII.60 menyatakan ba