Om
Swastyastu
Kepada yang telah disucikan
Pinandita Lanang Istri
Kepada yang Terhormat Para Tokoh
Yang Hadir Pada Kesempatan Ini
Kepada yang Saya Hormati dan Saya
Banggakan Umat Sedharma yang berbahagia.
Terimakasih
atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pesan dharma,
semoga pesan dharma ini dapat menambah wawasan dan tentunya bermanfaat bagi
kita semua.
Pertama-tama
marilah kita senantiasa menghaturkan
puja Asthungkare kita kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Ashungkerta
waranugraha beliaulah kita dapat
berkumpul bersama-sama di tempat ini dalam keadaan yang sehat, selamat, serta
tanpa kekurangan suatu apapun. Yang kedua tidak lupa juga kita marilah haturkan
puja Astuti bhakti kita kehadapan para leluhur, maha Rsi serta para guru yang
telah membimbing kita hingga pada kesempatan ini. Pada penyampaian pesan dharma
ini berjudul “Toleransi dalam kehidupan
sehari-hari”
Umat sedharma yang berbahagia
Saat
ini kita masih dalam masa Pandemi, yang berarti kita masih membatasi diri untuk
dapat melakukan aktivitas normal. Dilain sisi pula, kita dihadapkan pada
situasi duka yang terjadi akibat bencana alam yang menimpa masyarakat kita di Kalimantan
selatan dan Sulawesi barat. Dalam kondisi tersebut Hyang Widhi menguji kita
untuk saling bahu membahu dengan mengedepankan rasa kemanusiaan dalam keadaan
susah maupun senang. Sebagai manusia Hindu tentunya kita memiliki ikatan yang
kuat antara satu dengan yang lain, dengan berpegang pada keyakinan bahwa kita
semua adalah bagian dari Hyang Widhi yang bersemayam dalam jiwa yang disebut
dengan atman. Oleh karena itu, tidak pantas kita diam, tenang damai sementara
saudara kita sedang berduka, susah dan sengsara.
Mengacu
pada fenomena tersebut maka ada dua hal yang ini saya sampaikan yakni;
- Seperti apa konsep kemanusiaan yang
ideal dalam pandangan Agama Hindu?
- Bagaimana tujuan hidup manusia
Hindu?
Umat sedharma yang berbahagia
Sebagai
makhluk sosial tentunya kita tidak dapat hidup sendiri, senantiasa membutuhkan
bantuan dari orang lain demikian pula orang lain membutuhkan banuan dari kita.
Salah satu konsep dasar dalam agama Hindu yakni Tat twam asi yang berasal dari bahasa sansekerta. Tat artinya:
itu (ia), Twam artinya: kamu, dan Asi artinya: adalah. Tat Twam Asi adalah
kata-kata dalam filsafat Hindu yang mengedepankan aspek sosial yang tanpa batas
karena diketahui bahwa “ia adalah kamu” saya adalah kamu dan segala mahluk adalah
sama memiliki atman yang bersumber dari Brahman, sehingga menolong orang lain
berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti menyakiti diri
sendiri.
Sebagai
salah satu strategi dalam upaya mewujudkan keperdulian dalam kehidupan ini, sebagai
bentuk nyata dari ajaran ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai macam kebutuhan hidup
yang di dorong oleh keinginan(kama) manusia yang bersangkutan. Pada saat inilah
manusia perlu mengenal dan melaksanakan rasa kebersamaan atau dikenal dengan
istilah gotong royong dan tolong menolong, sehingga seberapa berat masalah yang
dihadapinya akan terasa ringan.
Umat sedharma yang berbahagia
Secara
positif tat twam asi akan menciptakan
kedamaian akan kita dapatkan dengan cara Mengimplemetasikan konsep Catur Purusa Artha yang merupakan empat
jalan atau cara untuk mencapai kebahagian dalam Hidup yakni;
Dharma,
melaksanakan kewajiban kita
Artha,
hidup sederhana
Kama,
tidak memiliki keinginan yang berlebihan,
Moksa,
bebas merdeka
Umat sedharma yang penuh kasih
Hindu
mengajarkan agar kita sebagai insan Hindu untuk selalu menjaga keharmonisan,
baik harmonis dengan alam, Hyang widhi dan dengan diri sendiri.
salah
satunya dengan mengacu pada sloka Yajur Veda XI.6 yang menegaskan bahwa:
Terjemahannya: Berbuatlah kebaikan kepada
orang lain, seperti yang engkau inginkan mereka perbuat bagi dirimu. Engkau
adalah jiwa yang sama berasal dari Brahman Yang Esa. Perlakukanlah setiap orang
sebagai sahabat karibmu”.
Mengacu
pada penegasan sloka tersebut jelas bahwa kita di harapkan selalu menjaga
keharmonisan dalam kehidupan ini, dengan warna yang berbeda-beda tentunya tidak
harus sama. Namun tetap menjaga tali persaudaraan seperti slogan Hindu
menegaskan Tat twam asi, wasudaiwa kutumbakam.
Umat sedharma yang bijaksana
Hindu
memberikan kita pedoman yang jelas dalam menapaki kehidupan ini, dengan menjaga
kedamaian dalam diri dan senantiasa menjaga keharmonisan dalam kehidupan ini,
angayubagia kedamaian berada dalam diri kita.
Mari umat sedharma sekalian, mulai saat ini dan seterusnya kita jaga
kedamaian dalam diri dan kita jaga keharmonisan dalam kehidupan kita.
Terimakasih,
saya tutup pesan dharma ini dengan menghaturkan paramasantih
Om
Santih, Santih, Santih, Om
Komentar
Posting Komentar