Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019
"Kembangkan Sifat yang Manis/Ramah" Umat se-dharma, setiap manusia diamanatkan untuk mengembangkan sifat yang manis/ramah, caranya adalah dengan membuat kehidupan ini menjadi manis. Sifat mamis atau ramah ini akan memancar bila seseorang patut dan taat kepada ajaran suci/aturan-aturan ketuhanan. Mengembangkan sifat ramah atau manis ini dapat dimulai dengan berbicara atau mengucapkan kata-kata dengan penuh keramahan, demikianlah seseorang suami dituntut untuk berbicara ramah terhadap istrinya. Dinyatakan pula orang yang bicara ramah akan memperoleh anugrah, paling tidak simpati dari pendengarnya. Sifat manis untuk hidup berbudi Madhu vata rtayate, madhu ksaranti sindhavah, madhvir nah santu-osadhih. Yajur Veda XIII. 27 Artinya Siapa pun memenuhi aturan-aturan ketuhanan, angin yang manis berhembus dan sungai-sungai yang abadi mengalir untuknya. Hendaklah tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat-obatan menjadi penuh semangat untuk mengobati kami. Ulasan Bahwa dala
Kesejahteraan Umat se-dharma, dalam hidup ini pasti kita butuh untuk menghidupi anak dan istrinya, oleh karena itu kita butuh uang untuk dapat mencukupi segala keperluan tersebut. Uang hendaknya dihemat untuk dilestarikan. Kesejahteraan dan kebahagiaan dimohon kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Hyang Widhi. Mereka yang hemat memperoleh kemakmuran dan berlimpahkan kekayaan. Diamanatkan juga supaya seseorang bebas dari hutang. Kekayaan yang disimpan hendaknya aman. Dalam kehidupan ini apabila ingin sejahtera maka kita harus bisa mensyukuri apa yang telah Hyang Widhi berikan untuk hidup kita. Dengan cara angayubagiya apa yang telah kita nikmati selama inilah bisa berbuat banyak untuk makhluk lainnya. Semoga kami memperoleh kesejahteraan Yogam pra padye ksemam ca. Atharwa Veda XIX. 8.2 Artinya Semoga kami memperoleh uang dan melestarikannya (menghematkannya). Ulasan Bahwa dalam kehidupan ini pasti ada kebahagiaan yang akan diperolehnya namun harus bekerja keras sesuai dengan
Vanaprastha (catur warna) Umat se-dharma, bahwa dalam kehidupan ini pasti ada tingkatannya, tingkatan yang ke tiga yaitu Vanaprastha (masa lepepaskan ikatan keduniawian). Oleh karena itu setelah  selesai menunaikan tugas sebagai grhasthin, hidup berumah tangga, karena usia tua dan anak-anak telah dewasa (tidak tergantung lagi kepada kedua orang tuanya), pasangan suami dan istri hendaknya memasuki masa vanaprastha, masa melepaskan ikatan keduaniawian. Seorang vanaprasthin seperti pertapa melakujan perbuatan mulia seperti sarjama yang bijak (bijak), bersahabat, berbicara manis dan menyenangkan, melakukan berbagai sadhana, latihan kerohanian dab berbagai bentuk vrata (pengekangan diri) seperti monabrara (mengakang diri untuk waktu tertentu tidak berbicara) dan sebagainya. Pertapa melakukan Monabrata Un-madita mauneyena vetan a tasthima vayam Rg Veda X. 136. 3 Artinya Kami berbahagia luar biasa, dengan melaksanakan Monabrata (diam/penyepian diri) dan sekarang kami telah menj
Jalan Ilmu Pengetahuan Umat se-dharma, Jnana Marga, jalan yang harus dilaksanakan umat Hindu untuk menuju Moksartham jagadhita ya ca iti dharma yaitu jalan pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya bisa mengantarkan kita menuju Moksa. Oleh karena itu gunakan ilmu pengetahuan yang kita miliki sebarkan atau bagikan kepada mereka yang membutuhkan sehingga bermanfaat untuk kehidupannya di dunia ini. Hanya dengan jalan pengetahuan ini bisa mengantakan kita menggapai Moksa yang menjadi tujuan akhir umat Hindu. Oleh karena dengan jalan pengetahuan manusia dapat mencapai kesempurnaan maka gunakannlah kesempatan itu untuk meraihnya agar dalam kehidupan saat ini akan lebih baik dan kehidupan nanti akan menunggu dengan karma wasananya. Untuk itu dengan ilmu pengetahuan yang kita bisa berbuat yang terbaik untuk kemajuan dunia ini. Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah Prov Banten. Semoga bermanfaat, terimakasih telah mengunjungi blog ini.
#Orang Tua Umat se-dharma, apapun yang ada di dunia ini kita harus selalu hormat pada orang tua kita yang telah mengukir jiwa kita. Oleh karena itu jangan sekali-kali mau menyakiti atau melukai hati orang tua kita, karena dengan orang tua itu kita bisa berada di dunia ini. Sesungguhnya orang tua kita merupakan Tuhan yang nyata yang bisa kita lihat sehingga apapun yang kita minta selalu ada dan tinggal menikmatinya. Itulah kenyataan yang ada di dunia ini kadang kita sering lupa akan kasih orang tua, sehingga kita seharusnya berbuat yang terbaik untuk orang tua kita. Demikian yang seharusnya dilakukan untuk orang tua agar dalam hidup ini bisa memberikan kehormatan kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan selama ini. Tulisan ini oleh Aris Widodo Penyuluh Agama Hindu Wilayah Prov Banten. Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat.
#Jalan Perbuatan (Karma Marga) Umat se-dharma, dalam kehidupan ini untuk dapat mencapai tujuan utama umat Hindu yaitu Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma salah satunya yaitu jalan perbuatan. Oleh karena berbuat baik, benar, giat, jujur dan tidak malas disabdakan dalam sabda suci Hyang Widhi. Jalan perbuatan ini disebut jalan Karma Marga. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa jalam Karma Marga dan Bhakti , demikian Karma dan Jnana, Jnana dan Raja Marga. Sesungguhnya semua jalan hampir sama cuma pemahaman dan kemampuan umat manusia mengkuti jalan-jalan itu berbeda-beda. Jalan perbuatan menekankan pada kerja keras, kejujuran dan meyakini setiap perbuatan bila dikerjakan dengan baik sesuai dengan ajaran-Nya, maka seseorang juga akan sampai kepada-Nya. Kerja yang jujur Aksair ma divyah krsim it krsasva vite ramasva bahu manyanmanah, tatra gavah kitava tatra jada tanme vi caste sarvitayam aryah. Rh Veda X. 34. 13 Artinya Jangan bermain dadu, tanamilah ladangmu; Berbaha